1. mengisi formulir pendaftaran yang disediakan panitia.
2. foto copy STTB di legalisir.
3. menyerahkan SKHUN asli.
4. usis setinggi-tingginya 21 tahun pada tanggal 18 Juli 2010.
5. menyerahkan pas foto 3 x 4 sebanyak 3 helai.
6. menyerahkan piagam kejuaraan asli ( bagi yang memiliki ).
- daya tampung 8 kelas @ 36 SISWA.
- Pendaftaran dimulai 28 juni sd 1 juli 2010.
- Mulai pukul 08.00 sd 12.00.
- Hari Kamis 1 juli 2010 mulai pukul 08.00 sd 11.00.
- Pengumuman 5 juli 2010.
Info selengkapnya lihat di papan pengumuman sekolah.
Jumat, Juni 18, 2010
Sabtu, Juni 05, 2010
PERLUNYA EVALUASI PELASANAAN UJIAN NASIONAL.
UJIAN NASIONAL, memiliki segudang problematika yang harus dipecahkan oleh seluruh pihak yang terkait. Banyak yang tidak setuju pelaksanaan UN, namun ada pula yang setuju pelaksanaan UN. Seharusnya perlu untuk dilakukan kajian/evaluasi yang mendalam terhadap pelaksanaan UN selama ini. Tentunya pemerintah telah memiliki rekaman, catatan atau dokumen yang lain yang dapat dijadikan bahan untuk melakukan kajian. Agar hasil analisin UN tersebut obyektif maka peran serta pihak-pihak yang independen juga sangat diperlukan.Perlu juga dikaji aspek social, cultural , psykologi dan mungkin masih ada aspek yang lainnya.
Belakangan ini sering terjadi perilaku yang perlu untuk dicermati karena menurut pandangan penulis, hal tersebut dapat memberikan pengaruh pada pembentukan kepribadian. Ketika pelaksanaan ujian berlangsung, banyak terjadi kecurangan-kecurangan, misalnya, ada yang menggunakan HP, meminta jawaban ke teman lain, menarik pekerjaan teman dan masih banyak bentuk-bentuk kecurangan yang lain. Hal tersebut sering kita melihat informasi di televise. Mungkin bagi si pelakunya hal itu dilakukan untuk memperoleh nilai yang baik sehingga dapat lulus ujian. Mereka tidak memperhatikan efek negative bagi diri sendiri maupun orang lain. Asumsi saya , bentuk bentuk kecurangan ketika ujian berlangsung dapat memberikan pengaruh negative bagi pelakunya antara lain,
1. Menghalahkan segala cara untuk memperoleh hasil.
2. Kemandirian atau kepercayaan diri menjadi terganggu.
3. System norma dan aturan terabaikan demi mengejar nilai kelulusan.
Tentunya masih banyak dampak negative yang lain. Apabila hal tersebut tidak mendapatkan perhatian yang memadahi, tidak menutup kemungkinan di kemudian hari kita kan menjadi bangsa yang kurang memiliki kepercayaan diri. Sehingga kita mudah untuk tergantung pada bangsa lain.
Memang tidak mudah untuk merubah sikap/perilaku yang mungkin sudah menjalar dikalangan pelajar tersebut. Pihak-pihak yang terkait perlu untuk memiliki kepedulian untuk berpartisipasi menumbuhkembangkan perilaku yang sehat dikalangan siswa ketika pelaksanaan ujian. Perlu proses yang pangjang untuk membentuk karakter siswa yang jujur, percaya diri yang tinggi, mental yang kuat untuk menerima hasil apapun dari ujian, ulet menghadapi persoalan ( ujian ), mampu berfikir rasional yang sehat, memiliki keyakinan bahwa bagaimanapun hasil yang diperoleh dengan usaha mandiri lebih baik daripada hasil diperoleh dengan cara-cara curang.
Pihak pelaksana UJIAN juga harus memiliki kesungguhan dalam pelaksanaan ujian tersebut. Jangan sampai pihak pelaksana ujian melakukan kecurangan-kecurangan.
Pihak masyarakat juga perlu untuk membantu mengembangkan suatu kondisi yang dapat menerima hasil apapun yang diperoleh peserta didik.
Pelaksanaan Ujian Nasional, yang hasilnya dijadikan sebagai salah satu penentu kelulusan, menurut saya pribadi kurang tepat, karena belum semua sekolah di Indonesia ini memiliki sarana dan prasarana yang memadahi. Alangkah baiknya UN tetap dilaksanakan untuk mengukur / pemetaaan hasil pendidikan, BUKAN sebagai alat penentu kelulusan. Untuk menentukan kelulusan diserahkan ke sekolah masing-masing , karena mereka lebih mengetahui karakter, kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya.
Bila suatu saat semua sekolah di Indonesia telah memiliki kelengkapan sarana prasarana yang memadahi , silakan dilakukan standarisasi Ujian Nasional. Sangat tidak tepat UN dilaksanakan untuk sekolah yang masih minim, sangat terbatas sarana dan prasarana pendidikannya.
Bila hal tersebut bisa dipahami oleh pelaksana pendidikan , maka UN tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi pihak-pihak yang brkaitan dengan Ujian tersebut. Pada diri siswa tidak menganggap UN sebagai momok yang menakutkan, sehingga banyak yang melakukan kecurangan saat pelaksanaan ujian , hanya untuk mendapatkan nilai yang baik agar lulus UN tersebut.
Mohon maaf bila tulisan ini kurang berkenan.
Belakangan ini sering terjadi perilaku yang perlu untuk dicermati karena menurut pandangan penulis, hal tersebut dapat memberikan pengaruh pada pembentukan kepribadian. Ketika pelaksanaan ujian berlangsung, banyak terjadi kecurangan-kecurangan, misalnya, ada yang menggunakan HP, meminta jawaban ke teman lain, menarik pekerjaan teman dan masih banyak bentuk-bentuk kecurangan yang lain. Hal tersebut sering kita melihat informasi di televise. Mungkin bagi si pelakunya hal itu dilakukan untuk memperoleh nilai yang baik sehingga dapat lulus ujian. Mereka tidak memperhatikan efek negative bagi diri sendiri maupun orang lain. Asumsi saya , bentuk bentuk kecurangan ketika ujian berlangsung dapat memberikan pengaruh negative bagi pelakunya antara lain,
1. Menghalahkan segala cara untuk memperoleh hasil.
2. Kemandirian atau kepercayaan diri menjadi terganggu.
3. System norma dan aturan terabaikan demi mengejar nilai kelulusan.
Tentunya masih banyak dampak negative yang lain. Apabila hal tersebut tidak mendapatkan perhatian yang memadahi, tidak menutup kemungkinan di kemudian hari kita kan menjadi bangsa yang kurang memiliki kepercayaan diri. Sehingga kita mudah untuk tergantung pada bangsa lain.
Memang tidak mudah untuk merubah sikap/perilaku yang mungkin sudah menjalar dikalangan pelajar tersebut. Pihak-pihak yang terkait perlu untuk memiliki kepedulian untuk berpartisipasi menumbuhkembangkan perilaku yang sehat dikalangan siswa ketika pelaksanaan ujian. Perlu proses yang pangjang untuk membentuk karakter siswa yang jujur, percaya diri yang tinggi, mental yang kuat untuk menerima hasil apapun dari ujian, ulet menghadapi persoalan ( ujian ), mampu berfikir rasional yang sehat, memiliki keyakinan bahwa bagaimanapun hasil yang diperoleh dengan usaha mandiri lebih baik daripada hasil diperoleh dengan cara-cara curang.
Pihak pelaksana UJIAN juga harus memiliki kesungguhan dalam pelaksanaan ujian tersebut. Jangan sampai pihak pelaksana ujian melakukan kecurangan-kecurangan.
Pihak masyarakat juga perlu untuk membantu mengembangkan suatu kondisi yang dapat menerima hasil apapun yang diperoleh peserta didik.
Pelaksanaan Ujian Nasional, yang hasilnya dijadikan sebagai salah satu penentu kelulusan, menurut saya pribadi kurang tepat, karena belum semua sekolah di Indonesia ini memiliki sarana dan prasarana yang memadahi. Alangkah baiknya UN tetap dilaksanakan untuk mengukur / pemetaaan hasil pendidikan, BUKAN sebagai alat penentu kelulusan. Untuk menentukan kelulusan diserahkan ke sekolah masing-masing , karena mereka lebih mengetahui karakter, kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya.
Bila suatu saat semua sekolah di Indonesia telah memiliki kelengkapan sarana prasarana yang memadahi , silakan dilakukan standarisasi Ujian Nasional. Sangat tidak tepat UN dilaksanakan untuk sekolah yang masih minim, sangat terbatas sarana dan prasarana pendidikannya.
Bila hal tersebut bisa dipahami oleh pelaksana pendidikan , maka UN tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi pihak-pihak yang brkaitan dengan Ujian tersebut. Pada diri siswa tidak menganggap UN sebagai momok yang menakutkan, sehingga banyak yang melakukan kecurangan saat pelaksanaan ujian , hanya untuk mendapatkan nilai yang baik agar lulus UN tersebut.
Mohon maaf bila tulisan ini kurang berkenan.
Hasil UAS Sosiologi Sem 2 . 2009 2010
Kelas XI IPS 1
Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 21 siswa
Nilai rata rata keseluruhan adalah 66.432.
Kelas XI IPS 2
Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 24 siswa
Nilai rata rata keseluruhan adalah 65.477.
Kelas XI IPS 3
Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 26 siswa
Nilai rata rata keseluruhan adalah 60.4
Catatan : Nilai terendah 38.61
Nilai tertinggi 85.80
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada hari Senin,7 Juni 2010. Pukul 08.00 WIB.
Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 21 siswa
Nilai rata rata keseluruhan adalah 66.432.
Kelas XI IPS 2
Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 24 siswa
Nilai rata rata keseluruhan adalah 65.477.
Kelas XI IPS 3
Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 26 siswa
Nilai rata rata keseluruhan adalah 60.4
Catatan : Nilai terendah 38.61
Nilai tertinggi 85.80
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada hari Senin,7 Juni 2010. Pukul 08.00 WIB.
Langganan:
Postingan (Atom)