Pelaksanaan UN SMA 2009 telah berlalu beberapa waktu yang lalu.Walau tlah berlalu,namun meninggalkan berbagai cerita yang takkan telupakan.
Sebelum UN, para siswa menjadi sasaran dari berbagai pihak, orang tua menghaarapkan anaknya lulus dengan nilai yang memuaskan, pemerintah berharap dengan UN ini dapat diukur ketercapaian pendidikan secara nasional, bagi pihak sekolah, hasil UN merupakan tolok ukur bagi prestise dan prestasi sekolah.Oleh karena berbagai alas an itulah para siswa diperlakukan sedemikian rupa sehingga akan memberikan hasil sesuai dengan berbagai tuntutan di atas.
Coba kita lihat apa yang telah dilalui siswa untuk menghadapi UN 2009.Secara umum berbagai sekolah melakukan hal sbb:
1. Pemadatan materi.
2. Penambahan jam pelajaran tatap-muka.
3. Les sore hari.
4. Latihan Ujian Nasional/try out.
5. Pembahasan soal-soal ujian nasional tahun-tahun sebelumnya dan prediksinya.
6. Ada pula yang masih melakukan les pada bimbel.
7. Dll.
Dari pemantauan kami, para siswa mengalami kejenuhan yang begitu mendalam.Kalau memang hal-hal diatas dianggap penting maka seharusnya direncanakan secara matang sejak awal. Namun kenyataannya hal-hal tersebut diatas dilakukan pada bulan-bulan terakhir mendekati UN berlangsung. Pada diri siswa akan mengalami beban fisik dan mental.Bagi institusi pendidikan seharusnya hal ini perlu untuk dikaji lebih mendalam . Jangan sampai siswa menjadi korban dari kebijaksanaan pendidikan.
Menurut penulis, seharusnya UN jangan dijadikan penentu dominan bagi kelulusan siswa.Secara umum pihak penyelenggara pendidikan akan memberikan “kemudahan dalam ujian sekolah”.Dengan demikian hampir dipastikan kalau hasil UN tidak mencapai kriterian yang telah ditentukan maka ia divonis tidak lulus. Dan ironisnya nilai UN tidak berfungsi manakala siswa melanjutkan ke perguruan tinggi.Siswa harus mengikuti tes seleksi masuk perguruan tinggi. Oleh karena itu diharapkan kepada pembuat kebijakan , kalau memang UN dianggap masih perlu maka janganlah nilai UN menjadi penentu kelulusan siswa.
Dalam pelaksanaan UN ’09, kalau semua pihak mau jujur dan obyektif, pelaksanaan UN masih banyak terjadi ketidakjujuran.Aturan dalam pengawasan memang dibuat sedemikian rupa sehingga diharapkan dalam pelaksanaan UN dapat menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi pada siswa.Dari beberapa kasus yang dijumpai, bagi guru yang mengawasi UN sesuai dengan aturan yang berlaku ( bahasa orang =ketat ) akan menghadapi berbagai masalah. Sehingga sering terdengan ditelinga “kalau ngawasi jangan ketat…..biarkan anak-anak dapat bekerjasama”.Kalau sistemnya seperti ini kedepan kita akan meninggalkan:
1. generasi yang lemah,
2. tidak memiliki daya saing dalam era globalisasi,
3. anak dibekali dengan menghalalkan berbagai cara dalam mencapai tujuan,
4. anak tidak memiliki keyakinan yang kuat pada diri sendiri dalam pengambilan keputusan
5. dan yang paling bahaya adalah anak didik tidak memiliki motivasi/semangat /minat belajar.Meraka akan menggantungkan diri pada orang lain.
6. Dan masih banyak dampak lainnya.
Kalau memang UN mau dijadikan ukuran keberhasilan pendidikan, ya, seharusnya dalam pelaksanaan UN harus benar-benar obyektif.Tanamkan pada diri siswa bahwa tidak lulus adalah kesuksesan yang tertunda, kalau sekarang tidak lulus masih ada kejar paket C dan dapat mengulang di tahun berikutnya.Bekali mereka dengan pemahaman konsep/materi pelejaran dengan optimal dan tumbuhkan sekap mental yang kuat dan sehat.Penulis mengusulkan : dalam pelaksanaan UN tahun-tahun berikutnya tiap-tiap ruang /kelas dipasang CCTV sehingga apa yang dilakukan oleh siswa dapat dipantau, atau melibatkan pihak aparat keamanan dalam pengawasan UN ( silakan sistemnya diatur).
Itulah sekelumit uneg-uneg yang ada pada penulis yang pada kesempatan ini ingin berbagi dengan pembaca.Penulis mohon maaf bila pada tulisan ini terdapat berbagai kata/kalimat yang tidak berkenan , ya, mohon dimaafkan.
Semoga tulisan ini memberikan wacana baru dalam UN-UN berikutnya.Semoga pendidikan di Indonesia akan semakin meningkat sehingga kita mampu untuk bersaing dengan Negara-negara lain.
Semoga para siswa dapat memperoleh hasil UN dengan memuaskan dan dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Semoga kepada para pengambil kebijakan pendidikan dapat mengambil kebijakan pendidikan yang dapat menguntungkan semua pihak.
Salam bagi semua….dari penenulis….24 April 2009, pukul 16.52 waktu jawa-tengah.
Maturnuwun…………………
Jumat, April 24, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KAPAN YAH SISWA SISWI INDONESIA BENAR2 BELAJAR.. BENAR BENAR CARI ILMU.. BENAR BENAR SEKOLAH.. GAK KAYAK KONDISI SEKARANG INI..!! SEKOLAH SEOLAH2 HANYA SEKEDAR TRADISI MASYARAKAT YANG TURUN TEMURUN.. BUKAN SEKOLAH YANG SEBENAR2NYA..YANG BERTUJUAN MURNI UNTUK MENCARI ILMU.. SEKOLAH YNAG JUGA MENGAJARKAN BUDI PEKERTI YANG LUHUR..
BalasHapusGURU YANG SEKARANG SUDAH BUKAN GURU YANG DULU (MAAF, GAK SEMUA KOK..) YANG BENER2 MENDIDIK.. GURU SEKARANG DAH BUKAN PENDIDIK/PAHLAWAN (SEKALI LAGI TIDAK SEMUA...!). TAPI HANYA SEKEDAR PROFESI BUAT NYARI DUIT.. BAHKAN ADA YANG BERBISNIS DENGAN TITLE GURUNYA..
DAN.... UDAHLAH CAPE..
SEBENERNYA BANYAK BGT YANG SAYA INGIN SAMPAIKAN.. YANG SAYA KECEWAKAN DARI BIDANG PENDIDIKAN INDONESIA RAYA INI..
SEMOGA SEMUA GURU SEPERTI PAK EKA..!!
CHAYO P EKA.. LANJUTKAN PERJUANGAN BP..
SMANGAT...!!
perketat pengawasan unas,,,karena banyak kecu
BalasHapusrangan yang terjadi....baik dari pihak sekolah mauoun dari pihak pengawasnya sendiri
saya Dian, mahasiswa STAN..
BalasHapusbagi ade2 yg tingal di Jakarta dan sekitarnya yang mau ikut Bimbel STAN, bisa hubungin kakak di no 085727659689. bisa sms jg bisa telp..
melayani juga pertanyaan seputar STAN..
buruan daftar..
bimbel akan dimulai pada tanggal 29 Juni 2009.