REMAJA PERLU MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR TENTANG MASA PUBERTAS.
Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh remaja adalah penyesuaian terhadap perubahan hormon reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Setelah mendapatkan pengalaman pertama dalam hal menstruasi untuk yang perempuan dan mimpi basah untuk yang laki-laki. Selain itu juga keingintahuan yang besar terhadap hal-hal yang berbau seks dan kengintahuan tentang cara untuk menyalurkan dorongan seks . Karena seksualitas masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat kita, maka remaja seringkali mencari informasi seputar seksualitas dari sumber-sumber yang seringkali tidak dapat dipertanggungjawaban.Hal tersebut justru menimbilkan perilaku sek remaja yang salah.
Banyaknya persoalan seksualitas di kalangan remaja selain disebabkan oleh anggapan tabu tentang seks di masyarakat yang berakibat remaja kurang memiliki pengetahuan tentang masalah seksualitas yang benar, juga disebabkan karena tidak adanya dukungan dari sistem, berupa kebijakan dalam bidang kesehatan yang kurang mempertimbangkan kepentingan, kebutuhan dan partsipasi dari remaja.
Selama ini apabila kita berbicara mengenai seks maka yang terbersit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks, padahal seks itu artinya adalah jenis kelamin. Jenis kelamin ini membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis, sedangkan seksualitas menyangkut : dimensi biologis, yaitu berkaitan dengan organ reproduksi, cara merawat kebersihan dan kesehatannya ; dimensi psikologis, di mana seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas dan bagaimana menjalankan fungsinya sebagai makhluk seksual ; dimensi sosial, berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks ; dan dimensi kultural, menunjukkan bahwa perilaku seks itu merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.Dengan pandangan dan pengetahuan sek yang benar pada remaja maka diharapkan dapat mencegah timbulnya pengaruh negative bagi perkembangan fisiologis dan psyikologis remaja itu sendiri.Pada kenyataannya pihak wanita yang sering berada pada posisi yang dirugikan, tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan atas dirinya.Hal inilah yang menyebabkan wanita sebagai korban pengetahuan sek yang salah.Masih ditambah lagi berbagai masalah yang akan dialami oleh seorang wanita manakala terjadi keterlanjuran perilaku sek yang tidak benar, misalnya kehamilan, keguguran, penyakit menular bahkan nyawa.
Untuk membantu remaja menyelesaikan masalahnya secara bertangung jawab, diperlukan keberpihakan terhadap remaja, yang muncul dalam bentuk pemahaman, empati dan dukungan kepada remaja. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat membantu remaja dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya termasuk seksualitas adalah dengan melalui konseling. Mendapatkan informasi mengenai seksualitas merupakan hak semua orang termasuk remaja. Selama ini sarana-sarana yang dipakai remaja untuk memenuhi keingintahuannya tentang masalah seksualitas ini didapatkan dari berbagai sumber, buku-buku populer, diskusi dengan teman-temnnya, nonton film / video, dan lain sebagainya. Informasi seperti in seringkali tidak benar, penuh dengan mitos dan bias gender. Melalui konseling seksualitas, remaja akan memperoleh info yang benar, proporsional dan bertanggung jawab dari konselor yang bersangkutan. Remaja juga dapat berdiskusi dengan konselor mengenai problem seksualitas sehingga pada akhirnya remaja bisa memahami nilai pribadinya, sikap dan perilaku seksualnya, serta belajar untuk mengambil keputusan lebih lanjut. Dengan demikian, ketika remaja mempunyai masalah, dia akan mendapatkan dukungan dari orang yang bisa memahami keadaannya.
Juga perlu dirubahnya image bahwa pengetahuan sek untuk remaja itu tabu, harus dirubah menjadi pengetahuan tentang sek yang benar adalah perlu untuk semua warga masyaakat, termasuk didalamnya remaja.
Peran dari BP di sekolah juga sangat diharapkan dapat membntu remaja untuk mendapatkan pengetahuan tetang sek.BP masih dianggap sebagai polisi sekolah sehingga BP sebagai konselor bagi siswa tidak berfungsi. Oleh karena itu peran BP sebagai konselor bagi remaja yang memiliki masalah tentang seksualitas dapat memperoleh pengetahuan yang cukup dan benar.
Dengan berbagai solusi tersebut diharapkan remaja dapat melalui masa remaja dengan sukses, dapat berhasil dalam studinya.Remaja akan tumbuh kematangan kejiwaanya, kedewasaan dalam berfikir dan bertingkah laku sehingga menjadi remaja yang tangguh dalam menghadapi berbagai problematikanya dan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi pembaca, amin.
Selasa, Februari 10, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar