Sabtu, April 25, 2009

MENGURAI BENANG KUSUT DI........................

Mengurai benag kusut di………sekolahku….
Manusia selalu akan mencari yang terbaik bagi hidupnya dalam segala hal.Segala daya dan upaya dikerahkan sepenuhnya untuk meraihnya.Adakalanya tujuan itu tercapai , tapi tak jarang pula tujuan yang diharapkan tak tercapai melayang entah kemana.
Sebagai institusi pendidikan tentunya berharap bahwa output pendidikan yang dihasilkan memiliki kualitas yang optimal.Banyak hal yang sebenarnya perlu untuk dipersiapkan, diperbaiki, dan dioptimalisasikan.
Perencanaan yang tidak matang, perencanaan yang tergesa-gesa, perencanaan yang hanya untuk kepentingan sesaat, intinya perencanaan yang “elek” tentunya akan mempengaruhi proses dan hasil dari pendidikan itu sendiri.Banyak institusi sering berbuat secara spontan, misalnya dalam menghadapi Ujian Nasional.Pelaksanaan ujian tinggal beberapa minggu, tiba-tiba sejumlah kegiatan dipaksakan untuk dilaksanakan , mulai dari pemadatan materi hingga les tambahan.Siswa sebagai subyek pendidikan menjadi tidak siap dengan adanya “program dadakan” seperti itu.Alangkah baiknya bila kegiatan menghadapi Ujian Nasional ( misalnya ) dipersiapkan /direncanakan sejak awal/semester 1 .Bila perencanaan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari maka instusi pendidikan tersebut dapat dengan seksama dan ffokus kegiatan sehingga siswa pun dapat mempersiapkan diri dengan baik pula.
Bila perencanaan sudah dipersiapkan dengan matang maka pelaksanaan dari rencana harus sesuai dengan konsisten.Sering dijumpai bahwa rencana tinggal rencana, pelaksanaannya sekehendak hati, bila ingin melaksanakan rencana, ya dilaksanakan bila tidak ingin melaksanakan, ya ditinggalkan. Misalnya , sudah direncanakan kegiatan “mengulas materi kelas X” ternyata tidak dilaksanakan, dengan berbagai alas an yang dibuat-buat.
Baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan seharusnya terjalin koordinasi yang baik antara siswa, guru dan kepala sekolah. Bila koordinasi tidak ada, maka dapat dipastikan akan mempengaruhi output yang akan dihasilkan. Yang lebih parah lagi bila komponen-komponen pendidikan mengambil sikap masa bodoh.Semua program akan sia-sia bila sikap seperti itu mendominasi dalam pendiikan. Idealnya siswa , guru dan kepala sekolah terjalin komunikasi dan koordinasi yang harmonis.Tentunya dalam satuan pendidikan seorang Kepala Sekolah memiliki peran yang paling besar karea ia sebagai pimpinan, yang seharusnya mampu merencanakan /bersama komite, melaksanakan,mengkoordinasi,meevaluasi dengan baik.
Peran siswa juga sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan . Penulis mengamati bahwa dalam pemilihan jurusan ketika kenaikan kelas XI.Dalam system pendidikan yang menganut system “remidi “sebenarnya tidak menggambarkan kemampuan akademik murni pada siswa.Hal tersebut mudah dipahami karena bila siswa tidak tuntas/tidak mencapai KKM maka diberi kesempatan untuk menuntaskannya.Maka nilai rapor yang dijadikan rujukan untuk penjurusan ( sebenarnya ) perlu untuk dicermati.Bila mengacu pada kemampuan akademik murni maka yang sebenarnya dapat memasuki jurusan IA/IPA tentunya terbatas.Siswa yang memiliki nilai dirapot yang tuntas karena remidi “seharusnya” mawas diri bahwa nilainya itu diperoleh melalui suatu proses perbaikan.Namun pada kenyataannya mereka tetap berkehendak untuk memilih jurusan IA yang sarat dengan ilmu itung-itungan. Kemampuan yang karena factor perbaikan ini akan teruji manakala ada UJIAN NASIONAL, maka kemampuan akademik yang sesungguhnya akan tampak dengan nilai UN yang diperoleh.Hal tersebut telah diamati oleh penulis beberapa tahun ini.Penulis menghimbau kepada siswa kelas X bila kelak akan mengambil jurusan pertimbangkanlan kemampuan akademik, jangan memaksakan diri, yang pada akhirnya ketika di kelas XI dan XII tidak terhambat oleh kemampuan akademik yang pas-pasan. Setelah selesai menempuh pendidikan SMU diharapkan dapat melanjutkan di Perguruan Tinggi. Para siswa jangan ngawatir bila memasuki Jurusan IPS, karena banyak pilihan prodi di perguruan tinggi.Oleh karena itu tidak bijaksana bila memilih jurusan di kelas XI dengan kemampuan akademik pas-pasan, lebih baik memilih jurusan dengan kemampuan akademik yang optimal.
Tentunya masih banyak hal lain yang belum tersentuh pada tulisan ini. Namun dengan sekelumit tulisan ini setidaknya dapat memberikan inspirasi bagi perbaikan system pendidikan.
Mohon maaf bila terdapat tulisan yang tidak bekenan. Salam untuk semua..eka.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar