PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI SOSIOLOGI
a) Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
2. Karakter menurut Sigmund Freud adalah
Character is a striving system which underly behaviour,
kurang lebih artinya :sebagai kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku, yang akan ditampilkan secara mantap.
Oleh Soemarno Soedarsono
------------------------------------
Penampilan seseorang secara utuh dapat digambarkan dengan suatu simbol yang berisi tiga lapis.
1. Lapisan yang paling luar menunjukkan kepribadian yang ditampilkan keseharian (yang juga berisi identitas dan temperamen),
2. lapisan kedua adalah karakter dan
3. lapisan paling dalam adalah jati diri.
Kepribadian yang kita tampilkan keseharian sering belum menampilkan karakter kita yang sesungguhnya. Mengenal karakter seseorang diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat mengetahuinya. ( Pelita. 22 Juni 2009 )
Senin, Juni 22, 2009
Jumat, Juni 19, 2009
Perlukah Ada Peraturan Khusus tentang dunia maya / Facebook atau Blog?
Dunia maya memang menjanjikan kebebasan yang tidak terbatas. Dunia maya menjadi suatu media baru untuk menyebarkan informasi yang efektif, baik informasi yang baik maupun informasi yang tidak baik. Facebook sebagai suatu media yang berkaitan dengan dunia maya menjadi salah satu media paforit untuk menulis. Pemilik facebook dan beserta teman-temannya yang telah menjadi komunitasnya akan dengan mudah menuangkan gagasan, ide dan pesan-pesan yang saling diberikan kepada temannya.
Facebook atau blog memang terlahir dari dunia Barat yang tentunya budaya barat yang mendominasi ke dua hal tersebut, dengan cirri khasnya kebebasan yang “sebebas-bebasnya”.Nah ketika di era globalisasi ini maka mau tidak mau kita juga akan merasakan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia maya. Kita akan terbawa /terseret budaya barat yang mengedepankan kebebasan tersebut. Sehingga seolah-olah kita bebas “tanpa batas “ dalam menuangkan pikiran di dunia maya. Tentunya kita juga harus memperhatikan jati diri kita sebagai Negara Timur yang tentunya memiliki budaya tersendiri. Okelah kita memanfaatkan blog, facebook dan sejenisnya dalam memenuhi kebutuhan hidup ( dunia maya ) namun hendaklah kita tidak meninggalkan budaya kita sendiri.
Sebagai Negara Timur tentunya memiliki etika dalam melaksanakan interaksi sosialnya. Artinya kebebasa melalui dunia maya dilakukan dengan penuh tanggung jawab dengan berdasarkan kaidah yang berlaku di dunia Timur. Bila kita tidak memiliki kode etik/ peraturan/ aturan main di dunia maya ( diantaranya face book ) maka dikhawatirkan efek negatif dari “pengguna facebook/ blog” akan semakin merajalela. Dengan demikian bila kita sudah memiliki kode etik/ peraturan dunia maya maka apabila seseorang yang menulis/ mempublikasikan tulisannya harus memperhatikan kaidah yang berlaku. Pada pasal 27 ayat 3, disana memang telah disinggung tentang penghinaan atau pencemaran nama baik melalui internet. Namun pada UU ITE tersebut ternyata belum secara spesifik mengatur tentang facebook atau blog atau yang sejenisnya.
Misalnya :
ada seorang yang menghina orang lain dengan kata-kata yang tidak pantas bagi dunia Timur.
Bila ada kasus seperti ini bagaimana cara penyelesainnya ? Bagaimana tindak lanjutnya ? sementara pada pasal 27 UU ITE tersebut didak secara rinci mengupas tentang hal tersebut. Pada UU ITE lebih menitikberatkan pada perdagangan elektronik.
Kesimpulannya ..Perlukah kita memiliki peraturan yang mengatur tentang dunia maya/blog/facebook ?
Cuplikan pasal 27, ayat 3 dan 4 UU ITE :
Bila ingin mengetahui UU ITE lihat situs ini :
http://www.scribd.com/doc/2362550/UU-ITE?autodown=pdf
Facebook atau blog memang terlahir dari dunia Barat yang tentunya budaya barat yang mendominasi ke dua hal tersebut, dengan cirri khasnya kebebasan yang “sebebas-bebasnya”.Nah ketika di era globalisasi ini maka mau tidak mau kita juga akan merasakan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia maya. Kita akan terbawa /terseret budaya barat yang mengedepankan kebebasan tersebut. Sehingga seolah-olah kita bebas “tanpa batas “ dalam menuangkan pikiran di dunia maya. Tentunya kita juga harus memperhatikan jati diri kita sebagai Negara Timur yang tentunya memiliki budaya tersendiri. Okelah kita memanfaatkan blog, facebook dan sejenisnya dalam memenuhi kebutuhan hidup ( dunia maya ) namun hendaklah kita tidak meninggalkan budaya kita sendiri.
Sebagai Negara Timur tentunya memiliki etika dalam melaksanakan interaksi sosialnya. Artinya kebebasa melalui dunia maya dilakukan dengan penuh tanggung jawab dengan berdasarkan kaidah yang berlaku di dunia Timur. Bila kita tidak memiliki kode etik/ peraturan/ aturan main di dunia maya ( diantaranya face book ) maka dikhawatirkan efek negatif dari “pengguna facebook/ blog” akan semakin merajalela. Dengan demikian bila kita sudah memiliki kode etik/ peraturan dunia maya maka apabila seseorang yang menulis/ mempublikasikan tulisannya harus memperhatikan kaidah yang berlaku. Pada pasal 27 ayat 3, disana memang telah disinggung tentang penghinaan atau pencemaran nama baik melalui internet. Namun pada UU ITE tersebut ternyata belum secara spesifik mengatur tentang facebook atau blog atau yang sejenisnya.
Misalnya :
ada seorang yang menghina orang lain dengan kata-kata yang tidak pantas bagi dunia Timur.
Bila ada kasus seperti ini bagaimana cara penyelesainnya ? Bagaimana tindak lanjutnya ? sementara pada pasal 27 UU ITE tersebut didak secara rinci mengupas tentang hal tersebut. Pada UU ITE lebih menitikberatkan pada perdagangan elektronik.
Kesimpulannya ..Perlukah kita memiliki peraturan yang mengatur tentang dunia maya/blog/facebook ?
Cuplikan pasal 27, ayat 3 dan 4 UU ITE :
Bila ingin mengetahui UU ITE lihat situs ini :
http://www.scribd.com/doc/2362550/UU-ITE?autodown=pdf
Rabu, Juni 17, 2009
Belajar Meningkatkan Kepekaan Social
Kita perlu belajar meningkatkan kepekaan social. Dengan kepekaan social yang tinggi kita akan dapat menjalankan seluruh aktivitas dan tindakan social dilingkungan kita berada dengan nyaman. Namun bila kepekaan social kita rendah maka berbagai masalah akan kita jumpai.
Misalnya, ketika kita berada dilingkungan pedesaan maka kita harus mau memahami, mempelajari segala sesuatu yang berlaku di daerah tersebut. Misalnya di suatu desa akan merasa tidak nyaman bila terdapat suatu aktivitas dari anggotanya yang bertentangan dengan kaidah yang berlaku di daerah tersebut. Bila pada hari-hari biasa di daerah itu terasa nyaman, tenang dan hening. Namun bila tiba-tiba terdapat suatu kegiatan “ band music “ dengan sound system yang begitu keras maka akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan di daerah itu. Dan ditambah lagi aktivitas “ band itu “ berlangsung hingga larut malam ( melebihi jam 22.00 ) tentunya akan semakin mengurangi kenyamanan untuk beristirahat di malam hari. Kegiatan yang dipandang dan dirasakan oleh masyarakat setempat mengganggu system sosialnya maka dapat menimbulkan rasa tidak senang. Rasa tidak senang yang bertumpuk-tumpuk akan memupuk kebencian. Apabila kebencian sudah memuncak maka akan menimbulkan tindakan “ konflik”. Oleh karena itu perlunya kita untuk memiliki kepekaaan social yang tinggi.
Kita dapat mengatur kegiatan, misalnya kita batasi sampai dengan pukul 21.00. Atau kita dapat menggunakan sound system dengan suara yang diperkecil sehingga suara yang dihasilkan oleh sound system itu tidak mengganggu lingkungan sekitar .Atau kita menyewa sebuah gedung pertunjukan yang jauh dari lingkungan masyarakat setempat. Atau di musyawarahkan antara warga masyarakat dengan suatu institusi yang menjalankan aktivitas tersebut.
Perlu kita sadari bahwa di masyarakat semua unsure itu saling terkait sehingga akan membentuk suatu system. Misalnya suatu lembaga pendidikan akan berhasil dalam melaksanakan tugas pendidikannya manakala dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan masyarakat dimana lembaga pendidikan itu berada. Bila lembaga pendidikan itu bersikap cuek, tidak mau memahami karakter/ kaidah masyarakat setempat maka akan berakibat tujuan pendidikan yang akan mengalami kendala. Selama ini “sepertinya”kurang terjalin suatu interaksi yang harmonis antara pihak lembaga pendidikan dengan lingkungan masyarakat. Seolah-olah pihak lembaga pendidikan tidak memperhatikan keberadaan dan pengaruh yang akan ditimbulkan bila keharmonisan dengan lingkungan sekitar tidak dijaga.
Idealnya ketika akan melakukan suatu aktivitas yang sekiranya akan memiliki imbas terhadap lingkungan hendaknya dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Segala sesuatunya harus melalui kajian social yang mendalam. Bila perlu dibuat suatu forumkerjasama antara pihak lembaga pendidikan dengan masyarakat setempat. Dengan cara demikian maka gesekan-gesekan dapat dihindari.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
eka. 17 Jui 2009
Misalnya, ketika kita berada dilingkungan pedesaan maka kita harus mau memahami, mempelajari segala sesuatu yang berlaku di daerah tersebut. Misalnya di suatu desa akan merasa tidak nyaman bila terdapat suatu aktivitas dari anggotanya yang bertentangan dengan kaidah yang berlaku di daerah tersebut. Bila pada hari-hari biasa di daerah itu terasa nyaman, tenang dan hening. Namun bila tiba-tiba terdapat suatu kegiatan “ band music “ dengan sound system yang begitu keras maka akan mengganggu ketenangan dan kenyamanan di daerah itu. Dan ditambah lagi aktivitas “ band itu “ berlangsung hingga larut malam ( melebihi jam 22.00 ) tentunya akan semakin mengurangi kenyamanan untuk beristirahat di malam hari. Kegiatan yang dipandang dan dirasakan oleh masyarakat setempat mengganggu system sosialnya maka dapat menimbulkan rasa tidak senang. Rasa tidak senang yang bertumpuk-tumpuk akan memupuk kebencian. Apabila kebencian sudah memuncak maka akan menimbulkan tindakan “ konflik”. Oleh karena itu perlunya kita untuk memiliki kepekaaan social yang tinggi.
Kita dapat mengatur kegiatan, misalnya kita batasi sampai dengan pukul 21.00. Atau kita dapat menggunakan sound system dengan suara yang diperkecil sehingga suara yang dihasilkan oleh sound system itu tidak mengganggu lingkungan sekitar .Atau kita menyewa sebuah gedung pertunjukan yang jauh dari lingkungan masyarakat setempat. Atau di musyawarahkan antara warga masyarakat dengan suatu institusi yang menjalankan aktivitas tersebut.
Perlu kita sadari bahwa di masyarakat semua unsure itu saling terkait sehingga akan membentuk suatu system. Misalnya suatu lembaga pendidikan akan berhasil dalam melaksanakan tugas pendidikannya manakala dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan masyarakat dimana lembaga pendidikan itu berada. Bila lembaga pendidikan itu bersikap cuek, tidak mau memahami karakter/ kaidah masyarakat setempat maka akan berakibat tujuan pendidikan yang akan mengalami kendala. Selama ini “sepertinya”kurang terjalin suatu interaksi yang harmonis antara pihak lembaga pendidikan dengan lingkungan masyarakat. Seolah-olah pihak lembaga pendidikan tidak memperhatikan keberadaan dan pengaruh yang akan ditimbulkan bila keharmonisan dengan lingkungan sekitar tidak dijaga.
Idealnya ketika akan melakukan suatu aktivitas yang sekiranya akan memiliki imbas terhadap lingkungan hendaknya dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Segala sesuatunya harus melalui kajian social yang mendalam. Bila perlu dibuat suatu forumkerjasama antara pihak lembaga pendidikan dengan masyarakat setempat. Dengan cara demikian maka gesekan-gesekan dapat dihindari.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
eka. 17 Jui 2009
Label:
MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI
Selasa, Juni 16, 2009
Teori Sosiologi
Dalam sosiologi terdapat tiga macam paradigma yaitu paradima fakta sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku sosial.
Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan-aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan tersebut.
1.Struktural fungsional merupakan pendekatan pada teori sosiologis yang mempelajari masyarakat sebagai unit-unit sosial yang relatif stabil dan terpola serta penyesuaian bagian-bagian tersebut ke dalam sistem keseluruhan, melihat masyarakat terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung dan berhubungan dengan norma-norma yang mengarahkan peranan-peranan status, berbagai status itu saling berhubungan sehingga membentuk lembaga-lembaga dalam masyarakat, lembaga-lembaga itu juga saling tergantung.
Van den Berghe telah merangkum 7 ciri-ciri umum teori struktural fungsional yakni
a.Masyarakat harus dianalisis selaku keseluruhan, selaku "sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan".
b.Hubungan sebab dan akibatnya bersifat "jamak dan timbal balik".
c.Sistem sosial senantiasa berada dalam keadaan "keseimbangan dinamis", penyesuaian terhadap kekuatan yang menimpa sistem menimbulkan perubahan minimal di dalam sistem itu.
d.Integrasi sempurna tak pernah terwujud, setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan namun cenderung dinetralisir melalui institusionalisasi.
e.Perubahan pada dasarnya berlangsung secara lambat lebih merupakan proses penyesuaian ketimbang perubahan revolusioner.
f.Perubahan adalah hasil penyesuaian atas perubahan yang terjadi di luar sistem, pertumbuhan melalui diferensiasi dan melalui penemuan-penemuan internal.
g.Masyarakat terintegrasi melalui nilai-nilai bersama.
Teori menurut Talcott Parsons
Setiap sistem mempunyai empat fungsi memaksa:
a.Adaptasi artinya setiap sistem harus menghadapi dan harus berhasil menyelesaikan masalah-masalah,
b.Pencapaian tujuan, tujuan adalah fungsi kepribadian
c.Integrasi, integrasi adalah fungsi sistem sosial dan
d.Pemeliharaan pola yang tersembunyi, pemeliharaan pola adalah fungsi kultur. Pada tingkat sistem sosial, fungsi-fungsi ini secara berurutan berhubungan dengan ekonomi, pemerintahan, hukum dan keluarga.
Sumber : penatara GR Pemandu LPMP SMG
Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan-aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan tersebut.
1.Struktural fungsional merupakan pendekatan pada teori sosiologis yang mempelajari masyarakat sebagai unit-unit sosial yang relatif stabil dan terpola serta penyesuaian bagian-bagian tersebut ke dalam sistem keseluruhan, melihat masyarakat terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung dan berhubungan dengan norma-norma yang mengarahkan peranan-peranan status, berbagai status itu saling berhubungan sehingga membentuk lembaga-lembaga dalam masyarakat, lembaga-lembaga itu juga saling tergantung.
Van den Berghe telah merangkum 7 ciri-ciri umum teori struktural fungsional yakni
a.Masyarakat harus dianalisis selaku keseluruhan, selaku "sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan".
b.Hubungan sebab dan akibatnya bersifat "jamak dan timbal balik".
c.Sistem sosial senantiasa berada dalam keadaan "keseimbangan dinamis", penyesuaian terhadap kekuatan yang menimpa sistem menimbulkan perubahan minimal di dalam sistem itu.
d.Integrasi sempurna tak pernah terwujud, setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan namun cenderung dinetralisir melalui institusionalisasi.
e.Perubahan pada dasarnya berlangsung secara lambat lebih merupakan proses penyesuaian ketimbang perubahan revolusioner.
f.Perubahan adalah hasil penyesuaian atas perubahan yang terjadi di luar sistem, pertumbuhan melalui diferensiasi dan melalui penemuan-penemuan internal.
g.Masyarakat terintegrasi melalui nilai-nilai bersama.
Teori menurut Talcott Parsons
Setiap sistem mempunyai empat fungsi memaksa:
a.Adaptasi artinya setiap sistem harus menghadapi dan harus berhasil menyelesaikan masalah-masalah,
b.Pencapaian tujuan, tujuan adalah fungsi kepribadian
c.Integrasi, integrasi adalah fungsi sistem sosial dan
d.Pemeliharaan pola yang tersembunyi, pemeliharaan pola adalah fungsi kultur. Pada tingkat sistem sosial, fungsi-fungsi ini secara berurutan berhubungan dengan ekonomi, pemerintahan, hukum dan keluarga.
Sumber : penatara GR Pemandu LPMP SMG
Label:
MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI
Sabtu, Juni 13, 2009
Pesta "Kemerdekaan"
Jumat, Juni 12, 2009
PENDAFTARAN DAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU DI LIPIA TAHUN AKADEMIK 1430-1431 H/2009-2010 M.
__________________
A.Syarat PEndaftaran
1.CAlon Mahasiswa sudah tamat aliyah atau yang sederajat, utk bagian
-i'dad lughawi : nilai rata2 7 dan ijasah belum lewat 3 tahun
-i'dad takmili : nilai rata2 8 dan ijasah belum lewat 4 tahun
-i'dad syari'ah : nilai rata2 8 dan ijasah belum lewat 5 tahun
2.sehat jasmani dan rohani
3. berkelakuan baik
4. mampu berbahasa arab dengan baik (baca,tulis,dan bicara)
5. hafal al qur'an (minimal 2 juz utk takmili dan 3 juz utk syari'ah)
6. tercatat sebagai guru/dosen di sekolah/perguruan tinggi (utk diploma)
7. mengkhususkan diri sepenuhnya utk belajar di LIPIA
8. belum pernah diberhentikan dari LIPIA
9. LUlus tes tulis dan tes lisan
___________
B.BErkas yg diperlukan
1. fotokopi ijasah yg sudah dilegalisir
2. transkrip nilai dan raport terakhir
3.surat keterangan berkelakuakn baik dari kepolisian yg masih berlaku(asli)
4.surat keterangan sehat dari dokter yg masih berlaku(asli)
5.fotokopi KTP yg masih berlaku
6.pasfoto terbaru : 4x6=2 lbr,3x4=2lbr,2x3=2lbr
7.rekomendasi dari sekolah atau tokoh masyarakat
______________
C.Masa Belajar
- i'dad lughawi(persiapan bahasa):2 tahun
- takmili (pra universitas):1 tahun
- syari'ah (universitas):4 tahun
- diploma (program guru bhs arab):1 tahun (2 semester)
* tahun pelajaran baru(2009-2010) akan dimulai : Kamis 1 Oktober 2009 M
__________________
tanggal ujian masuk utk tahun ajaran 2009 ini:
I'dad Lughawi dan Takmili :
- 22 s.d 26 juni 2009M
- 29 juni 2009M
- 1 Juli 2009M
Syari'ah :
- 22 s.d 26 JUni 2009M
- 29 JUni 2009 M
________________
_________________
Keterangan lebih lanjut :
alamat:jl.buncit raya no.5A Ragunan Jaksel PO.BOX 3345 JAkarta 10002 - Cable : MAHADIA JAKARTA Telp : 7814485-7814486 Fax.7826002.
A.Syarat PEndaftaran
1.CAlon Mahasiswa sudah tamat aliyah atau yang sederajat, utk bagian
-i'dad lughawi : nilai rata2 7 dan ijasah belum lewat 3 tahun
-i'dad takmili : nilai rata2 8 dan ijasah belum lewat 4 tahun
-i'dad syari'ah : nilai rata2 8 dan ijasah belum lewat 5 tahun
2.sehat jasmani dan rohani
3. berkelakuan baik
4. mampu berbahasa arab dengan baik (baca,tulis,dan bicara)
5. hafal al qur'an (minimal 2 juz utk takmili dan 3 juz utk syari'ah)
6. tercatat sebagai guru/dosen di sekolah/perguruan tinggi (utk diploma)
7. mengkhususkan diri sepenuhnya utk belajar di LIPIA
8. belum pernah diberhentikan dari LIPIA
9. LUlus tes tulis dan tes lisan
___________
B.BErkas yg diperlukan
1. fotokopi ijasah yg sudah dilegalisir
2. transkrip nilai dan raport terakhir
3.surat keterangan berkelakuakn baik dari kepolisian yg masih berlaku(asli)
4.surat keterangan sehat dari dokter yg masih berlaku(asli)
5.fotokopi KTP yg masih berlaku
6.pasfoto terbaru : 4x6=2 lbr,3x4=2lbr,2x3=2lbr
7.rekomendasi dari sekolah atau tokoh masyarakat
______________
C.Masa Belajar
- i'dad lughawi(persiapan bahasa):2 tahun
- takmili (pra universitas):1 tahun
- syari'ah (universitas):4 tahun
- diploma (program guru bhs arab):1 tahun (2 semester)
* tahun pelajaran baru(2009-2010) akan dimulai : Kamis 1 Oktober 2009 M
__________________
tanggal ujian masuk utk tahun ajaran 2009 ini:
I'dad Lughawi dan Takmili :
- 22 s.d 26 juni 2009M
- 29 juni 2009M
- 1 Juli 2009M
Syari'ah :
- 22 s.d 26 JUni 2009M
- 29 JUni 2009 M
________________
_________________
Keterangan lebih lanjut :
alamat:jl.buncit raya no.5A Ragunan Jaksel PO.BOX 3345 JAkarta 10002 - Cable : MAHADIA JAKARTA Telp : 7814485-7814486 Fax.7826002.
Detik-Detik Pengumuman Hasil UN SMA 2009
Assalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh
Ujian Nasinal tingkat SMA telah berlalu, kini tiba saatnya untuk diumumkan. Berharap dengan disertai dengan kecemasan yang mendalam.Dalam hati siswa tentunya berharap bahwa pengumuman UN yang rencana akan diumumkan esok, hari sabtu, 13 Juni 2009 adalah saat-saat yang menyenangkan, dengan hasil LULUS. Namun demikian kecemasan juga melanda mereka.Jangan,jangan surat keterangan kelulusan tertulis dengan jelas..TIDAK LULUS.
Dari tahun ketahun UN selalu mengundang dilematis. Salah satunya UN dijadikan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan di suatu daerah maupun secara nasional. Namun disisi lain UN juga menjadi tolok ukur kelulusan bagi siswa. Bila nilai UN yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan batas kelulusan maka ia harus menelan pil pahit. Bagaimana tidak masa pendidikan yang selama 3 tahun harus gagal hanya hitungan hari saja.
Memang bila kita tidak menggunakan UN, tampaknya sulit untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Namun kalau UN dijadikan penentu dominan bagi kelulusan siswa, ini saya tidak setuju. Pendidikan seharusnya dipandang sebagai suatu proses. Proses pendidikan diawali dari semester 1 hingga 6. Dalam pendidikan juga terdapat proses pembelajaran dari sem 1-sem 6. Seharusnya penilaian yang dilakukan harus mencakup selama proses pembelajaran itu berlangsung. Begitu pula penilaian untuk menentukan kelulusan siswa harus mengacu kesana, yaitu melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga hasil dari penilaian akhir itu benar-benar menggambarkan kemampuan siswa dalam menguasai Standar Kompetensi dan kompetensi standar serta KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah ketika menyusun kurikulumnya. Lebih ideal lagi bahwa yang melakukan penilaian baik awal maupun penilaian kelulusan adalah guru yang mengajar secara langsung. Karena guru yang mengajar tersebut yang paling mengetahui tingkat kemampuan dan tingkat penguasaan siswa terhadap SK dan KD yang telah ditentukan.
Dengan mengacu alur berfikir diatas maka penulis mengusulkan kepada pembuat kebijakan bahwa :
1. Ujian Nasional jangan dijadikan ukuran dominan bagi penentuan kelulusan siswa.
2. Pihak sekolah/ guru diberikan kewenangan untuk melakukan penilaian kelulusan peserta didik.
3. Dasar penilai kelulusan hendaknya memperhatikan penguasaan SK dan KD peserta didik sejak semester 1 hingga 6.Artinya nilai rapor sem 1 hingga 6 juga dijadikan variable dalam penentuan kelulusan siswa.
4. Penentuan kelulusan siswa tidak hanya dipandang dari segi kognitif saja namun juga memperhatikan segi afektif atau sikap.
Saya berpesan kepada seluruh peserta didik ( tingkat SLTA ) agar dapat bersikap secara arif dan bijaksana dalam menanti hasil ujian nasional, yang rencananya akan diumumkan hari sabtu 13 Juni 2009.
1. Bagi kalian yang dinyatakan lulus, jangan melakukan bukti syukur secara berlebihan atau melanggar norma masyarakat.
2. Bagi kalian yang dinyatakan tidak lulus UN maka bersabarlah, karena dibalik suatu peristiwa pastilah ada hikmahnya. Masih ada hari esok untuk memperbaiki diri.
Akhirnya selamat mensyukuri atas karunia ALLOH yang telah diberikan kepada kalian semua.
Saya turut berdo’a semoga kalian diberikan nikmat berupa LULUS UJIAN NASIONAL.
wassalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.
eka, jumat, 12 juni 2009, jam.17.24
Ujian Nasinal tingkat SMA telah berlalu, kini tiba saatnya untuk diumumkan. Berharap dengan disertai dengan kecemasan yang mendalam.Dalam hati siswa tentunya berharap bahwa pengumuman UN yang rencana akan diumumkan esok, hari sabtu, 13 Juni 2009 adalah saat-saat yang menyenangkan, dengan hasil LULUS. Namun demikian kecemasan juga melanda mereka.Jangan,jangan surat keterangan kelulusan tertulis dengan jelas..TIDAK LULUS.
Dari tahun ketahun UN selalu mengundang dilematis. Salah satunya UN dijadikan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan di suatu daerah maupun secara nasional. Namun disisi lain UN juga menjadi tolok ukur kelulusan bagi siswa. Bila nilai UN yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan batas kelulusan maka ia harus menelan pil pahit. Bagaimana tidak masa pendidikan yang selama 3 tahun harus gagal hanya hitungan hari saja.
Memang bila kita tidak menggunakan UN, tampaknya sulit untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Namun kalau UN dijadikan penentu dominan bagi kelulusan siswa, ini saya tidak setuju. Pendidikan seharusnya dipandang sebagai suatu proses. Proses pendidikan diawali dari semester 1 hingga 6. Dalam pendidikan juga terdapat proses pembelajaran dari sem 1-sem 6. Seharusnya penilaian yang dilakukan harus mencakup selama proses pembelajaran itu berlangsung. Begitu pula penilaian untuk menentukan kelulusan siswa harus mengacu kesana, yaitu melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga hasil dari penilaian akhir itu benar-benar menggambarkan kemampuan siswa dalam menguasai Standar Kompetensi dan kompetensi standar serta KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah ketika menyusun kurikulumnya. Lebih ideal lagi bahwa yang melakukan penilaian baik awal maupun penilaian kelulusan adalah guru yang mengajar secara langsung. Karena guru yang mengajar tersebut yang paling mengetahui tingkat kemampuan dan tingkat penguasaan siswa terhadap SK dan KD yang telah ditentukan.
Dengan mengacu alur berfikir diatas maka penulis mengusulkan kepada pembuat kebijakan bahwa :
1. Ujian Nasional jangan dijadikan ukuran dominan bagi penentuan kelulusan siswa.
2. Pihak sekolah/ guru diberikan kewenangan untuk melakukan penilaian kelulusan peserta didik.
3. Dasar penilai kelulusan hendaknya memperhatikan penguasaan SK dan KD peserta didik sejak semester 1 hingga 6.Artinya nilai rapor sem 1 hingga 6 juga dijadikan variable dalam penentuan kelulusan siswa.
4. Penentuan kelulusan siswa tidak hanya dipandang dari segi kognitif saja namun juga memperhatikan segi afektif atau sikap.
Saya berpesan kepada seluruh peserta didik ( tingkat SLTA ) agar dapat bersikap secara arif dan bijaksana dalam menanti hasil ujian nasional, yang rencananya akan diumumkan hari sabtu 13 Juni 2009.
1. Bagi kalian yang dinyatakan lulus, jangan melakukan bukti syukur secara berlebihan atau melanggar norma masyarakat.
2. Bagi kalian yang dinyatakan tidak lulus UN maka bersabarlah, karena dibalik suatu peristiwa pastilah ada hikmahnya. Masih ada hari esok untuk memperbaiki diri.
Akhirnya selamat mensyukuri atas karunia ALLOH yang telah diberikan kepada kalian semua.
Saya turut berdo’a semoga kalian diberikan nikmat berupa LULUS UJIAN NASIONAL.
wassalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.
eka, jumat, 12 juni 2009, jam.17.24
Kamis, Juni 11, 2009
Pandangan Sosiologi Terhadap Fecebook
Facebook situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Setelah itu keanggotaannya ditambah ke universitas-universitas lain di Amerika, hingga akhirnya facebook merupakan situs jejaringan yang sangat fenomenal ini, merupakan situs jejaring sosial yang paling sukses di dunia, melapaui Friendster yang merupakan situs serupa. Maka tak heran jika situs ini menjadi favorit sebagai media pertemanan atau silahturahmi tanpa batas ruang dan waktu.
Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji berbagai hubungan social yang terjadi di masyarakat.Penemuan unsure budaya baru ini , juga dapat menjadi kajian sosiologi. Dengan kajian sosiologi yang obyektif maka diharapkan kehadiran facebook ini dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Perlu kajian data empiris tentang facebook ini , apakah memberikan pengaruh positif ataukan pengaruh negatif yang lebih dominan di masyarakat.
Setiap anggota masyarakat akan sangat tergantung sekali dengan individu lainnya. Karena pada dasarnya manusia memiliki kelemahan / kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses hubungan tadi dapat diakukan baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Bila secara langsung maka anggota masyarakat yang berinteraksi tersebut dapat bertatap muka secara langsung maupun menggunakan suatu media. Dengan adanya facebook ini anggota masyarakat dapat menjalin interaksi lebih luas, lebih mendalam dan tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik semata.
Ikatan-ikatan emosional disuatu tempat akan semakin menipis dan mungkin dapat pudar dan berganti dengan ikatan emosional lebih luas bahkan dengan facebook ini batas Negara, batas wilayah tidak lagi menjadi penghambat dalam proses interaksi tersebut. Masyarakat akan terbawa dalam suatu budaya global, tidak lagi berada dalam budaya local. Oleh karena itu untuk mengantisipasi pengaruh negative dari facbook ini perlu adanya kajian yang lebih mendalam. Karena sulit sekali rasanya di era kebebasan ini akses internet dikebiri lagi. Yang terpenting kita siapkan mentalitas bangsa yang kokoh sehingga dampak begatif dari facebook tidak masuk dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Perlu diakui bahwa kelahiran facebook ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Banyak sekali manfaat yang bias diperoleh. Kita dapat bertukarpikiran dengan warga Negara lain.Kita dapat menjalin tali silaturahmi antar bangsa, kita dapat dengan cepat memperoleh informasi yang sedang terjadi di belahan bumi yang lain.
Dalam teori perubahan social bahwa ada suatu factor yang dapat menghambat perubahan yaitu adanya kecurigaan terhadap masuknya pengaruh/budaya baru yang dapat mengancam stabilitas masyarakat. Adanya ketertutupan warga masyarakat terhadap hal-hal baru akan mengahambat proses perubahan yang sedang brlangsung. Suatu dampak adanya masuknya pengaruh dari luar memang memiliki dua aspek baik secara positif maupun negative. Perkembangan IT dengan Facebook ini merupakan gejala menyatukan semua unsure budaya setempat menjadi budaya global. Pada masyarakat kita perlu untuk diajarkan bagaimana mensikapi terhadap masuknya pengaruh yang datag dari luar. Perlu untuk keterlibatan dari semua pihak untuk memahamkan secara arif dan bijaksana setiap unsure perubahan yang sedang berlangsung. Sangat tidak bijaksana tiba-tiba ( dengan tidak melalui pengkajian yang mendalam ) kita memvonis bahwa facebook adalah haram. Kita harus mampu memilah-milah unsure budaya yang sedang berjalan tersebut, diantaranya facebook. Yang menjadi problem terbesar adalah ketidaksiapkan “mental” masyarakat dalam memanfaatkan facebook tersebut sebagai suatu media atau sarana dalam memudahkan/memenuhi kebutuhan hidupnya. Sikap mental yang sehat perlu ditumbuhkan. Pikiran waspada memang perlu untuk mengantisipasi pengaruh negative yang muncul. Tetapi jangan membabibuta, dengan mengatakan facebook itu haram. Negara lain akan semakin maju dalam perkembangan IT , sementara Negara kita akan semakin tertinggal. Dalam era gobalisasi ini Negara yang mengauasai IT maka ialah yang akan menguasai dunia. Contoh kongkrit “ sudahkah bangsa Indonesia memiliki merk Handphon dengan hak paten nama Indonesa? Kita hanya akan menjadi Negara konsumen produk dari kemajuan IT yang dimiliki oleh Negara lain. Suatu saat nanti facebook dapat berkembang lagi kearah yang lebih dahsyat lagi. Kita di era tahun 1980 tidak mengira bahwa masyarakat akan seperti saat ini , tanpa batas Negara, tanpa batas wilayah, tanpa batas bahasa dan tanpa batas yang lain. Sesuatu yang terjadi di Negara lain dapat dengan sekejap kita ketahui.
Simak proses social ini…penemuan baru>>>>>masuk ke Negara lain>>>>>perubahan social >>>>perubahan positif/dikehendaki atau perubahan negative atau tidak dikendaki. Masuknya pengaruh dari luar ( IT atau facebook) bias saja menyebabkan disintegrasi social. Misalnya : nilai kebebasan sebebas-bebasnya yang dimiliki duania barat masuk ke Negara kita. kita Kemuadian mempengaruhi masyarakat kita sehingga berperilaku sebebas-bebasnya ( misalnya :free sex ).dengan maraknya pergaulan bebas maka system norma menjadi tidak berfungsi dengan optimal. Kemudian masyarakat akan memiliki sikap, pandangan, konsep bahwa hidup ini adalah bebas sebebasnya tanpa aturan lagi. Namun Negara kita kan memiliki kepribadian lain bahwa prinsip kebebasan yang bertanggungjawab yang didasarkan pada Dasar Negara. Asumsi ini memang belum melalui pengkajian secara mendalam. Namun secara logika hal tersebut mungkin sekali dapat terjadi. Sekarang kita tinggal membekali, mempersiapkan warga masyarakat sebagai pengguna kemajuan teknologi/ melalui face book ini agar dapat secara arif dan bijaksana dalam memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji berbagai hubungan social yang terjadi di masyarakat.Penemuan unsure budaya baru ini , juga dapat menjadi kajian sosiologi. Dengan kajian sosiologi yang obyektif maka diharapkan kehadiran facebook ini dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Perlu kajian data empiris tentang facebook ini , apakah memberikan pengaruh positif ataukan pengaruh negatif yang lebih dominan di masyarakat.
Setiap anggota masyarakat akan sangat tergantung sekali dengan individu lainnya. Karena pada dasarnya manusia memiliki kelemahan / kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses hubungan tadi dapat diakukan baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Bila secara langsung maka anggota masyarakat yang berinteraksi tersebut dapat bertatap muka secara langsung maupun menggunakan suatu media. Dengan adanya facebook ini anggota masyarakat dapat menjalin interaksi lebih luas, lebih mendalam dan tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik semata.
Ikatan-ikatan emosional disuatu tempat akan semakin menipis dan mungkin dapat pudar dan berganti dengan ikatan emosional lebih luas bahkan dengan facebook ini batas Negara, batas wilayah tidak lagi menjadi penghambat dalam proses interaksi tersebut. Masyarakat akan terbawa dalam suatu budaya global, tidak lagi berada dalam budaya local. Oleh karena itu untuk mengantisipasi pengaruh negative dari facbook ini perlu adanya kajian yang lebih mendalam. Karena sulit sekali rasanya di era kebebasan ini akses internet dikebiri lagi. Yang terpenting kita siapkan mentalitas bangsa yang kokoh sehingga dampak begatif dari facebook tidak masuk dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Perlu diakui bahwa kelahiran facebook ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Banyak sekali manfaat yang bias diperoleh. Kita dapat bertukarpikiran dengan warga Negara lain.Kita dapat menjalin tali silaturahmi antar bangsa, kita dapat dengan cepat memperoleh informasi yang sedang terjadi di belahan bumi yang lain.
Dalam teori perubahan social bahwa ada suatu factor yang dapat menghambat perubahan yaitu adanya kecurigaan terhadap masuknya pengaruh/budaya baru yang dapat mengancam stabilitas masyarakat. Adanya ketertutupan warga masyarakat terhadap hal-hal baru akan mengahambat proses perubahan yang sedang brlangsung. Suatu dampak adanya masuknya pengaruh dari luar memang memiliki dua aspek baik secara positif maupun negative. Perkembangan IT dengan Facebook ini merupakan gejala menyatukan semua unsure budaya setempat menjadi budaya global. Pada masyarakat kita perlu untuk diajarkan bagaimana mensikapi terhadap masuknya pengaruh yang datag dari luar. Perlu untuk keterlibatan dari semua pihak untuk memahamkan secara arif dan bijaksana setiap unsure perubahan yang sedang berlangsung. Sangat tidak bijaksana tiba-tiba ( dengan tidak melalui pengkajian yang mendalam ) kita memvonis bahwa facebook adalah haram. Kita harus mampu memilah-milah unsure budaya yang sedang berjalan tersebut, diantaranya facebook. Yang menjadi problem terbesar adalah ketidaksiapkan “mental” masyarakat dalam memanfaatkan facebook tersebut sebagai suatu media atau sarana dalam memudahkan/memenuhi kebutuhan hidupnya. Sikap mental yang sehat perlu ditumbuhkan. Pikiran waspada memang perlu untuk mengantisipasi pengaruh negative yang muncul. Tetapi jangan membabibuta, dengan mengatakan facebook itu haram. Negara lain akan semakin maju dalam perkembangan IT , sementara Negara kita akan semakin tertinggal. Dalam era gobalisasi ini Negara yang mengauasai IT maka ialah yang akan menguasai dunia. Contoh kongkrit “ sudahkah bangsa Indonesia memiliki merk Handphon dengan hak paten nama Indonesa? Kita hanya akan menjadi Negara konsumen produk dari kemajuan IT yang dimiliki oleh Negara lain. Suatu saat nanti facebook dapat berkembang lagi kearah yang lebih dahsyat lagi. Kita di era tahun 1980 tidak mengira bahwa masyarakat akan seperti saat ini , tanpa batas Negara, tanpa batas wilayah, tanpa batas bahasa dan tanpa batas yang lain. Sesuatu yang terjadi di Negara lain dapat dengan sekejap kita ketahui.
Simak proses social ini…penemuan baru>>>>>masuk ke Negara lain>>>>>perubahan social >>>>perubahan positif/dikehendaki atau perubahan negative atau tidak dikendaki. Masuknya pengaruh dari luar ( IT atau facebook) bias saja menyebabkan disintegrasi social. Misalnya : nilai kebebasan sebebas-bebasnya yang dimiliki duania barat masuk ke Negara kita. kita Kemuadian mempengaruhi masyarakat kita sehingga berperilaku sebebas-bebasnya ( misalnya :free sex ).dengan maraknya pergaulan bebas maka system norma menjadi tidak berfungsi dengan optimal. Kemudian masyarakat akan memiliki sikap, pandangan, konsep bahwa hidup ini adalah bebas sebebasnya tanpa aturan lagi. Namun Negara kita kan memiliki kepribadian lain bahwa prinsip kebebasan yang bertanggungjawab yang didasarkan pada Dasar Negara. Asumsi ini memang belum melalui pengkajian secara mendalam. Namun secara logika hal tersebut mungkin sekali dapat terjadi. Sekarang kita tinggal membekali, mempersiapkan warga masyarakat sebagai pengguna kemajuan teknologi/ melalui face book ini agar dapat secara arif dan bijaksana dalam memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Label:
MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI
Selasa, Juni 09, 2009
Nilai Ulangan Akhir Semester 2 Mapel Sosiologi Kl. XI IS Th.2008-2009
Siswa yang memperoleh nilai UAS Sem 2 kurang dari 6,6 maka harus mengerjakan soal dibawah ini dengan mengikuti petunjuk mengerjakan.
Petunjuk Mengerjakan :
1. Isi dengan identitas lengkap : nama, kelas, no absen.
2. Kerjakan pada kertas HVS.
3. Ditulis tangan.
4. Dikumpulkan paling lambat hari rabu, 10 Juni 2009, pukul 10.00.
Pertanyaan :
Jelaskan peran dan fungsi dari berbagai elemen yang membentuk kesatuan dalam suatu masyarakat multicultural ? dan berikan contoh kongkrit dalam kehidupan sehari-hari ?
Catatan :
1. Kesempatan untuk remidi sangat-sangat terbatas.Pada hari Kamis nilai rapor harus sudah jadi.Pada hari Jumat akan dirapatkan. Jadi hanya ada di hari Rabu untuk melakukan remidi.Setelah nilai remidi masuk, kemudian diolah dengan komponen nilai lainnya untuk membuat nilai akhir ( nilai rapor ). Jadi kalian harus memahami
kesibukan guru dalam mengolah nilai.
2. Bagi kalian yang merasa keberatan dengan remidi ini maka TIDAK PERLU UNTUK MENGUMPULKAN TUGAS.Saya akan mengolah nilai apa adanya.
Kebumen, 9 Juni 2009.Pukul: 15.45
Guru Mapel
Eka Gunawan
132 094 858
Petunjuk Mengerjakan :
1. Isi dengan identitas lengkap : nama, kelas, no absen.
2. Kerjakan pada kertas HVS.
3. Ditulis tangan.
4. Dikumpulkan paling lambat hari rabu, 10 Juni 2009, pukul 10.00.
Pertanyaan :
Jelaskan peran dan fungsi dari berbagai elemen yang membentuk kesatuan dalam suatu masyarakat multicultural ? dan berikan contoh kongkrit dalam kehidupan sehari-hari ?
Catatan :
1. Kesempatan untuk remidi sangat-sangat terbatas.Pada hari Kamis nilai rapor harus sudah jadi.Pada hari Jumat akan dirapatkan. Jadi hanya ada di hari Rabu untuk melakukan remidi.Setelah nilai remidi masuk, kemudian diolah dengan komponen nilai lainnya untuk membuat nilai akhir ( nilai rapor ). Jadi kalian harus memahami
kesibukan guru dalam mengolah nilai.
2. Bagi kalian yang merasa keberatan dengan remidi ini maka TIDAK PERLU UNTUK MENGUMPULKAN TUGAS.Saya akan mengolah nilai apa adanya.
Kebumen, 9 Juni 2009.Pukul: 15.45
Guru Mapel
Eka Gunawan
132 094 858
Senin, Juni 08, 2009
Hakikat Belajar dan Mengajar
Hakikat Belajar
Aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar.
Hakikat mengajar
Membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.
Pembelajaran mencakup pula peristiwa-peristiwa yang dimuat dalam bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut.
Prinsip-Prinsip Umum Pembelajaran
Respon yang berakibat menyenangkan peserta didik;
Kondisi atau tanda untuk menciptakan perilaku tertentu;
Pembelajaran yang menyenangkan;
Pembelajaran kontekstual;
Generalisasi dan pembedaan sebagai dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks;
Pengaruh status mental terhadap perhatian dan ketekunan
Membagi kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil;
Pemodelan bagi materi yang kompleks;
Keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampilan-keterampilan dasar;
Pemberian informasi tentang perkembangan kemampuan peserta didik;
Variasi dalam kecepatan belajar;
Persiapan/kesiapan.
Aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar.
Hakikat mengajar
Membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.
Pembelajaran mencakup pula peristiwa-peristiwa yang dimuat dalam bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut.
Prinsip-Prinsip Umum Pembelajaran
Respon yang berakibat menyenangkan peserta didik;
Kondisi atau tanda untuk menciptakan perilaku tertentu;
Pembelajaran yang menyenangkan;
Pembelajaran kontekstual;
Generalisasi dan pembedaan sebagai dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks;
Pengaruh status mental terhadap perhatian dan ketekunan
Membagi kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil;
Pemodelan bagi materi yang kompleks;
Keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampilan-keterampilan dasar;
Pemberian informasi tentang perkembangan kemampuan peserta didik;
Variasi dalam kecepatan belajar;
Persiapan/kesiapan.
Minggu, Juni 07, 2009
Sistem Pendidikan Nasional
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
.: Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur Pendidikan Formal
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Jenis pendidikan mencakup:
1. pendidikan umum,
2. kejuruan,
3. akademik,
4. profesi,
5. vokasi,
6. keagamaan, dan
7. khusus.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
1. pendidikan menengah umum, dan
2. pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. akademi,
2. politeknik,
3. sekolah tinggi,
4. institut, atau
5. universitas.
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.
Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi:
1. pendidikan kecakapan hidup,
2. pendidikan anak usia dini,
3. pendidikan kepemudaan,
4. pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. pendidikan keaksaraan,
6. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
7. pendidikan kesetaraan, serta
8. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. lembaga kursus,
2. lembaga pelatihan,
3. kelompok belajar,
4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
1. Kelompok Bermain (KB),
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
.: Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
.: Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. pendidikan diniyah,
2. pesantren,
3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
.: Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Daftar Istilah
Pendidikan
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional
Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional
Keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik
Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Jalur pendidikan
Wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Jenjang pendidikan
Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenis pendidikan
Kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Satuan pendidikan
Kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan formal
Jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan informal
Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan anak usia dini
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan jarak jauh
Pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
Standar nasional pendidikan
Kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wajib belajar
Program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Warga Negara
Warga Negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat
Kelompok Warga Negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
Pemerintah
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Daerah
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota.
Menteri
Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional.
sumber : http://www.depdiknas.go.id/
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
.: Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur Pendidikan Formal
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Jenis pendidikan mencakup:
1. pendidikan umum,
2. kejuruan,
3. akademik,
4. profesi,
5. vokasi,
6. keagamaan, dan
7. khusus.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
1. pendidikan menengah umum, dan
2. pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. akademi,
2. politeknik,
3. sekolah tinggi,
4. institut, atau
5. universitas.
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.
Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi:
1. pendidikan kecakapan hidup,
2. pendidikan anak usia dini,
3. pendidikan kepemudaan,
4. pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. pendidikan keaksaraan,
6. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
7. pendidikan kesetaraan, serta
8. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. lembaga kursus,
2. lembaga pelatihan,
3. kelompok belajar,
4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
1. Kelompok Bermain (KB),
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
.: Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
.: Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. pendidikan diniyah,
2. pesantren,
3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
.: Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Daftar Istilah
Pendidikan
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional
Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional
Keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik
Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Jalur pendidikan
Wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Jenjang pendidikan
Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenis pendidikan
Kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Satuan pendidikan
Kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan formal
Jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan informal
Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan anak usia dini
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan jarak jauh
Pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
Standar nasional pendidikan
Kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wajib belajar
Program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Warga Negara
Warga Negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat
Kelompok Warga Negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
Pemerintah
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Daerah
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota.
Menteri
Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional.
sumber : http://www.depdiknas.go.id/
STANDAR PENILAIAN
Peraturan Mendiknas
Nomor: 20 Tahun 2007
tentang
STANDAR PENILAIAN
PENILAIAN PENDIDIKAN
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional;
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik;
Penilaian dapat berupa ulangan dan atau ujian.
Prinsip Penilaian
1.Sahih
2.Objektif
3.Adil
4.Terpadu
5.Terbuka
6.Menyeluruh dan berkesinambungan
7.Sistematis
8.Beracuan Kriteria
9.Akuntabel
Nomor: 20 Tahun 2007
tentang
STANDAR PENILAIAN
PENILAIAN PENDIDIKAN
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional;
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik;
Penilaian dapat berupa ulangan dan atau ujian.
Prinsip Penilaian
1.Sahih
2.Objektif
3.Adil
4.Terpadu
5.Terbuka
6.Menyeluruh dan berkesinambungan
7.Sistematis
8.Beracuan Kriteria
9.Akuntabel
Soal Online Biologi Kl 7
buka : www.ulangan.com
login.
ikuti tes
pilih tryout
pilih kode soal 176
password soal 1970
selamat mengerjakan
login.
ikuti tes
pilih tryout
pilih kode soal 176
password soal 1970
selamat mengerjakan
Media Pembelajaran
Media pembelajaran
Media adalah alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi atau dapat disebut pula segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media pembelajaran adalah alat komunikasi (pembelajaran) yang digunakan untuk menyampaikan pesan/materi pembelajaran atau teknologi pembawa pesan pembelajaran
Urgensi media dalam pembelajaran
Proses instruksional menjadi lebih menarik dan interaktif
Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
Kualitas belajar dapat ditingkatkan
Proses belajar mengajar dapat terjadi kapan dan dimana saja
Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar
Peran guru berubah ke arah positif dan produktif
Pilihan media tradisional
Gambar, poster, Foto
Charts, Grafik, Diagram
Pameran, papan informasi
Proyeksi overhead
Slides, Filmstrips
Rekaman kaset atau piringan
Slides plus suara
Film, televisi, video
Cetak : Buku teks, modul, majalah, handout dll
Permainan: teka-teki, simulasi
Realia : Model, peta, boneka dll
Pilihan media teknologi mutakhir
Media berbasis telekomunikasi : Teleconference. Teleducation
Media berbasis mikroposesor : Permainan komputer, interaktif video dll.
Dasar pemilihan media
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Ketepatan/kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas
Tersedianya sarana dan prasarana
Karakteristik audience
Ketrampilan atau kemampuan
Media adalah alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi atau dapat disebut pula segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media pembelajaran adalah alat komunikasi (pembelajaran) yang digunakan untuk menyampaikan pesan/materi pembelajaran atau teknologi pembawa pesan pembelajaran
Urgensi media dalam pembelajaran
Proses instruksional menjadi lebih menarik dan interaktif
Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
Kualitas belajar dapat ditingkatkan
Proses belajar mengajar dapat terjadi kapan dan dimana saja
Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar
Peran guru berubah ke arah positif dan produktif
Pilihan media tradisional
Gambar, poster, Foto
Charts, Grafik, Diagram
Pameran, papan informasi
Proyeksi overhead
Slides, Filmstrips
Rekaman kaset atau piringan
Slides plus suara
Film, televisi, video
Cetak : Buku teks, modul, majalah, handout dll
Permainan: teka-teki, simulasi
Realia : Model, peta, boneka dll
Pilihan media teknologi mutakhir
Media berbasis telekomunikasi : Teleconference. Teleducation
Media berbasis mikroposesor : Permainan komputer, interaktif video dll.
Dasar pemilihan media
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Ketepatan/kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas
Tersedianya sarana dan prasarana
Karakteristik audience
Ketrampilan atau kemampuan
Dasar2 proses pembelajaran PBL dan Collaborative Learning
Dasar2 proses pembelajaran PBL
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat
Siswa harus disiapkan menjadi life long learner
Perlu pemilihan bahan pembelajaran yang relevan
Perlu melatih belajar mandiri dan kemampuan bekerjasama
Proses belajar PBL
Identifikasi masalah
Mengumpulkan data
Analisa data
Menghasilkan pemecahan
Memilih cara pemecahan masalah
Merencanakan penerapan pemecahan masalah
Uji coba
Melakukan kegiatan
Collaborative Learning
Kerjasama dua orang/lebih untuk memecahkan masalah bersama dan mencapai tujuan tertentu.
Perception sharing
Problem solving dan communication group
Hasil : berbagai pandangan dalam mengatasi/ memecahkan masalah.
Keberhasilan pada hasil penyelesaian tugas sesuai dengan bidang keahlian.
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat
Siswa harus disiapkan menjadi life long learner
Perlu pemilihan bahan pembelajaran yang relevan
Perlu melatih belajar mandiri dan kemampuan bekerjasama
Proses belajar PBL
Identifikasi masalah
Mengumpulkan data
Analisa data
Menghasilkan pemecahan
Memilih cara pemecahan masalah
Merencanakan penerapan pemecahan masalah
Uji coba
Melakukan kegiatan
Collaborative Learning
Kerjasama dua orang/lebih untuk memecahkan masalah bersama dan mencapai tujuan tertentu.
Perception sharing
Problem solving dan communication group
Hasil : berbagai pandangan dalam mengatasi/ memecahkan masalah.
Keberhasilan pada hasil penyelesaian tugas sesuai dengan bidang keahlian.
Jumat, Juni 05, 2009
CTL dan PBL
contextual teaching and Learning (CTL)
The CTL System is an educational process that aims to help students see meaning in the academic material the are studying by connecting academic subjucts with the context of their daily lives, that is, with the context of their personal, social and the crcumstances (Johnson, 2002)
Problem based learning (PBL)
Menekankan student centered
Peserta didik menentukan masalah
Peserta didik mencari informasi
Proses belajar mandiri
The CTL System is an educational process that aims to help students see meaning in the academic material the are studying by connecting academic subjucts with the context of their daily lives, that is, with the context of their personal, social and the crcumstances (Johnson, 2002)
Problem based learning (PBL)
Menekankan student centered
Peserta didik menentukan masalah
Peserta didik mencari informasi
Proses belajar mandiri
TCT dan LCT
Teacher center learning (TCT)
Belajar pasif dan guru lebih aktif
Siswa tidak berperan dalam perencanaan belajar
Motivasi pembelajaran adalah dapat mengerjakan ujian
Sebagian besar keputusan dibuat oleh pengajar.
Pengetahuan terpisah-pisah
Tekanan hanya pada buku ajar
Didominasi model ceramah
Menekankan ingatan/hafalan
Pengajar sebagai ahli yang menyalurkan pengetahuan
Learner center Learning (LCL)
Siswa memiliki tanggungjawab dan berperan aktif
Merancang kegiatan belajar, interaksi dengan pengajar dan teman, meneliti, menilai.
Motivasi siswa adalah belajar.
Siswa perlu menentukan pilihan tentang apa dan bagaimana cara belajar
Tekanan pada belajar terpadu lintas kurikulum
Belajar kelompok dan kolabirasi
Pengetahuan terintegrasi
Berbagai metode pembelajaran secara variatif
Pemahaman, aplikasi dan pemecahan masalah
Pengajar sebagai pembimbing mentor dan fasilitator belajar
Gabungan antara penilai diri sendiri dan peer
Belajar pasif dan guru lebih aktif
Siswa tidak berperan dalam perencanaan belajar
Motivasi pembelajaran adalah dapat mengerjakan ujian
Sebagian besar keputusan dibuat oleh pengajar.
Pengetahuan terpisah-pisah
Tekanan hanya pada buku ajar
Didominasi model ceramah
Menekankan ingatan/hafalan
Pengajar sebagai ahli yang menyalurkan pengetahuan
Learner center Learning (LCL)
Siswa memiliki tanggungjawab dan berperan aktif
Merancang kegiatan belajar, interaksi dengan pengajar dan teman, meneliti, menilai.
Motivasi siswa adalah belajar.
Siswa perlu menentukan pilihan tentang apa dan bagaimana cara belajar
Tekanan pada belajar terpadu lintas kurikulum
Belajar kelompok dan kolabirasi
Pengetahuan terintegrasi
Berbagai metode pembelajaran secara variatif
Pemahaman, aplikasi dan pemecahan masalah
Pengajar sebagai pembimbing mentor dan fasilitator belajar
Gabungan antara penilai diri sendiri dan peer
Pandangan Behavioristik
Pengetahuan : obyektif, pasti, tetap
Belajar : perolehan pengetahuan
Mengajar : Memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar
Siswa diharapkan memiliki pemahaman sama dengan guru terhadap pengetahuan yang dipelajari
Siswa dihadapkan pada aturan2 yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat
sumber : tot gr pmd
Belajar : perolehan pengetahuan
Mengajar : Memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar
Siswa diharapkan memiliki pemahaman sama dengan guru terhadap pengetahuan yang dipelajari
Siswa dihadapkan pada aturan2 yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat
sumber : tot gr pmd
Implikasi teori konstruktivistik terhadap pembelajaran
Belajar adalah proses pemaknaan informasi.
Kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar
Strategi belajar yang digunakan menentukan proses dan hasil belajar.
Motivasi dan usaha mempengaruhi belajar.
Belajar pada hakekatnya memiliki aspek sosial
sumber : tot gr pmd
Kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar
Strategi belajar yang digunakan menentukan proses dan hasil belajar.
Motivasi dan usaha mempengaruhi belajar.
Belajar pada hakekatnya memiliki aspek sosial
sumber : tot gr pmd
Pandangan konstruktivistik dalam Pembelajaran
Pengetahuan: non obyektif, temporer, selalu berubah
Belajar : pemaknaan pengetahuan
Mengajar : menggali makna
Siswa dapat memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari
Segala sesuatu bersifat temporer, berubah dan tidak menentu
Kebebasan merupakan unsur yang esensial
sumber : tot gr pmd
Belajar : pemaknaan pengetahuan
Mengajar : menggali makna
Siswa dapat memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari
Segala sesuatu bersifat temporer, berubah dan tidak menentu
Kebebasan merupakan unsur yang esensial
sumber : tot gr pmd
Faktor2 yang mempengaruhi pembelajaran
Guru : Sikap, Motivasi, wawasan, tingkah laku, gaya bicara, ketrampilan berkomunikasi.
Lingkungan belajar: sekolah, masyarakat, keluarga.
Siswa : kesiapan belajar, motiasi, kemampuan, kecerdasan dan ketrampilan.
Tujuan : Sesuai tidaknya dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Media : Sesuai tidaknya dengan materi dan tujuan yang ingin dicapai.
Metode pembelajaran : sesuai tidaknya dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan, minat dan kemampuan peserta didik.
sumber : tot gr pmd
Lingkungan belajar: sekolah, masyarakat, keluarga.
Siswa : kesiapan belajar, motiasi, kemampuan, kecerdasan dan ketrampilan.
Tujuan : Sesuai tidaknya dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Media : Sesuai tidaknya dengan materi dan tujuan yang ingin dicapai.
Metode pembelajaran : sesuai tidaknya dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan, minat dan kemampuan peserta didik.
sumber : tot gr pmd
Model ARCS (Keller, 1983)
Attention (perhatian) Pembelajaran supaya menarik perhatian siswa: metode bervariasi, media yang menarik,ada humor, contoh nyata, Tanya jawab, dll.
Relevance (Relevansi) ada hubungan antara materi dengan kebutuhan dan kondisi siswa: nilai personal, nilai instrumental, nilai cultural: menjelaskan manfaat dan kegunaan, memberikan contoh-contoh, latihan dan tes.
Confidence (percaya diri) merasa dirinya kompeten atau mampu dengan adanya keberhasilan yang dicapai: meningkatkan harapan siswa untuk berhasil.
Satisfaction (kepuasan) keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Strateginya, gunakan pujian dan umpan balik, beri kesempatan siswa menugasi yang menguasai untuk membantu sesame teman, suruh siswa membandingkan prestasinya dengan prestasi sebelumnya.
sumber : tot gr pmd
Relevance (Relevansi) ada hubungan antara materi dengan kebutuhan dan kondisi siswa: nilai personal, nilai instrumental, nilai cultural: menjelaskan manfaat dan kegunaan, memberikan contoh-contoh, latihan dan tes.
Confidence (percaya diri) merasa dirinya kompeten atau mampu dengan adanya keberhasilan yang dicapai: meningkatkan harapan siswa untuk berhasil.
Satisfaction (kepuasan) keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Strateginya, gunakan pujian dan umpan balik, beri kesempatan siswa menugasi yang menguasai untuk membantu sesame teman, suruh siswa membandingkan prestasinya dengan prestasi sebelumnya.
sumber : tot gr pmd
Cara meningkatkan motivasi belajar
Menggunakan alat pendidikan seperti, ganjaran, penguatan, penghargaan dan “hukuman”.
Menyediakan sarana dan prasarana belajar
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Menciptakan hubungan baik dengan siswa
Merangsang materi dan metode pembelajaran yang menarik siswa
sumber: TOT GR PMD
Menyediakan sarana dan prasarana belajar
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Menciptakan hubungan baik dengan siswa
Merangsang materi dan metode pembelajaran yang menarik siswa
sumber: TOT GR PMD
Kamis, Juni 04, 2009
Langkah Membuat dan Mengerjakan Soal Online
A. Langkah buat soal online :
1. Buka www.ulangan.com
2. Registrasi guru./ isi data lengkap.
3. Login= masukkan kode user dan password.
4. Pilih : buat soal.
5. Masukkan data soal + kunci jawab.
Sampai dengan selesai.
6. Pilih…cetak soal. Akan keluar kode soal
7. Selesai
B. Langkah cara mengerjakan soal:
1. Siswa dimohon regristrasi sbg siswa.
2. Isi data sampai lengkap.
3. Login : user siswa + password.
4. Pilih soal sebagai…missal Latihan.
5. Kerjakan soal + masukkkan pswd soal.
6. Kerjakan sd selesai. Nilai langsung keluar.
email : burungterbang321@yahoo.com
blog : nilaieka.blogspot.com
1. Buka www.ulangan.com
2. Registrasi guru./ isi data lengkap.
3. Login= masukkan kode user dan password.
4. Pilih : buat soal.
5. Masukkan data soal + kunci jawab.
Sampai dengan selesai.
6. Pilih…cetak soal. Akan keluar kode soal
7. Selesai
B. Langkah cara mengerjakan soal:
1. Siswa dimohon regristrasi sbg siswa.
2. Isi data sampai lengkap.
3. Login : user siswa + password.
4. Pilih soal sebagai…missal Latihan.
5. Kerjakan soal + masukkkan pswd soal.
6. Kerjakan sd selesai. Nilai langsung keluar.
email : burungterbang321@yahoo.com
blog : nilaieka.blogspot.com
A. Langkah buat soal online :
1. Buka www.ulangan.com
2. Registrasi guru./ isi data lengkap.
3. Login= masukkan kode user dan password.
4. Pilih : buat soal.
5. Masukkan data soal + kunci jawab.
Sampai dengan selesai.
6. Pilih…cetak soal. Akan keluar kode soal
7. Selesai
B. Langkah cara mengerjakan soal:
1. Siswa dimohon regristrasi sbg siswa.
2. Isi data sampai lengkap.
3. Login : user siswa + password.
4. Pilih soal sebagai…missal Latihan.
5. Kerjakan soal + masukkkan pswd soal.
6. Kerjakan sd selesai. Nilai langsung keluar.
email : burungterbang321@yahoo.com
blog : nilaieka.blogspot.com
1. Buka www.ulangan.com
2. Registrasi guru./ isi data lengkap.
3. Login= masukkan kode user dan password.
4. Pilih : buat soal.
5. Masukkan data soal + kunci jawab.
Sampai dengan selesai.
6. Pilih…cetak soal. Akan keluar kode soal
7. Selesai
B. Langkah cara mengerjakan soal:
1. Siswa dimohon regristrasi sbg siswa.
2. Isi data sampai lengkap.
3. Login : user siswa + password.
4. Pilih soal sebagai…missal Latihan.
5. Kerjakan soal + masukkkan pswd soal.
6. Kerjakan sd selesai. Nilai langsung keluar.
email : burungterbang321@yahoo.com
blog : nilaieka.blogspot.com
Kegiatan UAS SMANTWOKEB 2009
Di SMANTWOKEB mulai tanggal 3 - 11 Juni 2009 diadakan Ulangan Akhir Semester tahun ajaran 2008-2009.Kegiatan UAS ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran selama tahun ajaran 2008-2009. Dengan UAS ini nantinya akan diperoleh beberapa hasil penilaian baik secara kognitif maupun afektif. Bahkan pada mapel tertentu dapat diperoleh nilai psykomotor. Uas ini juga dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui tingkat penguasaan materi sehingga bagi siswa yang memiliki ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan maka ia akan dinyatakan naik kelas. Namun sebaliknya bagi siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar menurut ketentuan yang berlaku maka ia dapat dinyatakan tinggal kelas.Bagi siswa kelas X ( sepuluh ), kegiatan UAS ini tidak hanya digunakan untuk menentukan kenaikan kelas tetapi juga digunakan untuk menentukan jurusan di kelas XI, apakah ia akan ditempatkan di jurusan Ilmu Alam , Ilmu Sosial ataukan Bahasa.
Keberhasilan pendidikan di suatu sekolah dapat diukur dengan tingkat ketuntasan belajar baik secara klasikal maupun individual.Bila jumlah siswa yang tuntas pada suatu mata pelajaran lebih dari 85 % maka dapat disimpulkan bahwa pada mapel tersebut dapat dinyatakan berhasil.Namun bila tidak maka perlu untuk dikaju lebih jauh tentang sebab-sebab ketidak tuntasan tersebut,mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran ( KBM/PBM ), partisipasi siswa, Lingkungan sekolah, evaluasi pembelajaran dan masih banyak hal lain.
eka, 5- Juni 2009
MATERI SOSIOLOGI SMA / MA
SUB POKOK BAHASAN
• STRUKTUR SOSIAL
• KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
• MOBILITAS SOSIAL
• MASYARAKAT MULTIKULTURAL
• KELOMPOK SOSIAL DALAM MASY MULTIKULTURAL INDONESIA
• PERUBAHAN SOSIAL
1. STRUKTUR SOSIAL
• UNSUR PEMBENTUK :
STATUS, PERANAN, TINGKAH LAKU, INTERAKSI & HUBUNGAN SOSIAL INDIV STRUKTUR SOS
• BENTUK : MASY, KLP, LEMBAGA
C. DIFERENSIASI SOSIAL :
VERTIKAL, HORISONTAL
• BENTUK : TRADISIONAL & MODERN, RAS & ETNIS, AGAMA & KEPERCAYAAN, JENDER, PROFESI, KLAN, SUKU BANGSA
• STRATIFIKASI SOSIAL : PERBEDAAN STATUS/PERAN MENURUT KELAS/STRATA
LANJUTAN …
• JENIS : ALAMI, USAHA
• FAKTOR : KEKAYAAN, KEKUASAAN, KEHORMATAN, PENDIDIKAN
• SIFAT : TERBUKA, TERTUTUP
• BENTUK : SISTEM KASTA, KELAS SOSIAL, FEODAL, APARTHEID
• FUNGSI : RANGSANGAN, PEMBAGIAN KERJA, KESEMPATAN & GAYA HIDUP
• BIDANG : EKONOMI, STATUS SOSIAL, POLITIK
PENGARUH DIFERENSIASI & STRATIFIKASI PADA MASY
• KESEHATAN : TIDAK LANGSUNG
• PENDIDIKAN : LANGSUNG
• HARAPAN HIDUP : TIDAK LANGSUNG
• KEADILAN SOSIAL : LANGSUNG/TIDAK LANGSUNG
2. KONFLIK & INTEGRASI SOSIAL
A. KONFLIK : saling memukul, 2 Org /klp berusaha saling menyingkirkan dan membuatnya tdk berdaya
• Konflik social : tdk ada masy tanpa konflik
• FAKTOR : INDIV, KEBUD, KEPENTINGAN, PERUBH SOS
• KONDISI KONFLIK : ORANG TUA, SUAMI/ISTERI, ANAK, KERABAT, DI SEKOLAH, PEKERJAAN, POLITIK, AGAMA, ETNIK, KLP SOSIAL, PRIBADI, DNG ORANG LAIN, DLL.
• DAMPAK
• Menguatkan solidaritas anggota klp (ingroup)
2. Menimbulkan keretakan hub antar klp
3. Menimbulkan perubh sikap, perasaan thd sesuatu: dendam, benci, curiga, dll.
4. Kerusakan fisik, harta benda, hilangnya nyawa
5. Dominasi, penaklukan satu klp atas klp lain
6. Konflik menghasilkan konflik; krn yang dicapai pihak satu tidak diakui/diterima pihak lain
KONFLIK & KEKERASAN
• KEKERASAN : KONFLIK TERBUKA, MANIFES,TDK TERKENDALI
• DOMINASI SUMBERDAYA (LANGKA)
• PENGENDALIAN :
KONSILIASI, MEDIASI, ARBITRASI
• WIN-WIN SOLUTION :
KONSILIASI, DIALOG, MUSYAWARAH-MUFAKAT, SEPAKATI ATURAN BERSAMA, SALING MENGHORMATI & MENGHARGAI
3. MOBILITAS SOSIAL
A. MOB SOSIAL : PERPINDAHAN/PERGESERAN STATUS & PERANAN INDIV, KLP MENURUT LAPISAN SOSIAL (NAIK-TURUN)
• JENIS :
VERTIKAL, HORISONTAL, LATERAL (GEOGRAFIS)
• RUANG LINGKUP :
- INTRAGENERASI (STAF, KASI, MANAJER),
- ANTAR GENERASI (KAKEK, AYAH, ANAK)
• FAKTOR-FAKTOR :
• PENDORONG :
STATUS SOSIAL,KEADAAN SOSIAL EKONOMI, POLITIK, PENDUDUK
• PENARIK :
LAP KERJA, TANTANGAN, FASILITAS, KEMUDAHAN, HUBUNGAN SOSIAL, DLL
• PENGHAMBAT :
PERBEDAAN RAS & AGAMA, KELAS, IKATAN SOSIAL/BUD,MISKIN, JENDER
• SALURAN MS VERTIKAL :
TNI/POLRI, AGAMA, PENDIDIKAN, ORGN SOSEK
• DAMPAK MS
• KEMAJUAN
• PERUBAHAN SOSIAL
• KECEMASAN & KETEGANGAN
• KERETAKAN KLP PRIMER
• KONFLIK :
ANTAR INDIV, KELAS, KLP
4. MASY MULTIKULTURAL
• MASY MULTIKULTURAL
MASY MAJEMUK DNG :
KOMPOSISI SEIMBANG, MAYORITAS DOMINAN, MINORITAS DOMINAN, FRAGMENTASI
• SIFAT : SEGMENTASI KLP, KLP NON KOMPLEMENTER, KONSENSUS NILAI FUNDAMENTAL, KONFLIK SUB-BUDAYA, PAKSAAN & KETERGANTUNGAN SOSEK, DOMINASI POLITIK
• INDIKATOR : RAS, BAHASA, WIL GEOGRAFIS, AGAMA, BUDAYA
• MASY INDON MULTIKULTUR
• DIFF HORISONTAL & VERTIKAL
• HORISONTAL :
RAS, SUKU BANGSA, AGAMA, JENDER
• VERTIKAL :
SEJARAH, GEOGRAFIS
• PERMASALAHAN
KONFLIK : TINGKAT (IDEOLOGI, POLITIK); JENIS (RASIAL, SUKU, AGAMA)
INTEGRASI : BHS INDON, PERSATUAN &
KESATUAN, PANDANGAN HIDUP, GOTONG ROYONG, SENASIB, KAWIN
DISINTEGRASI : KETIDAKSEPAKATAN NILAI
REINTEGRASI : KESEPAKATAN/PEMAHAMAN KEMBALI
KLP-KLP SOSIAL DLM MASY MULTIKULTUR
• BERDASARKAN RAS
• BAHASA
• SUKU BANGSA
• PERBEDAAN AGAMA
• PERBEDAAN JENDER
• DAMPAK & KONSEKUENSI
• INTERSEKSI
• KONSOLIDASI
• AKULTURASI
• PRIMORDIALISME
• STEREOTIPE ETNIS
• SEKTARIAN (BERDASARKAN ALIRAN)
• PLURALISME & NASIONALISME
• SIKAP KRITIS, TOLERANSI & EMPATI THD HUB KEANEKARAGAMAN & PERUBH SOSIAL
• SIKAP KRITIS
KEANEKARAGAMAN : PENGHORMATAN
PERUBH SOS : SELEKTIF, PERBAIKAN
• TOLERANSI
KEANEKARAGAMAN : NILAI, PENGHARGAAN
PERUBH SOS : PENGUATAN & PENGEMBANGAN POTENSI
• EMPATI
KEANEKARAGAMAN : NILAI, PEMIKIRAN, PENDAPAT
PERUBH SOS : INOVASI YANG MENGUATKAN POTENSI
6. PERUBAHAN SOSIAL
• PS : PERUBH STRUKTUR & FUNGSI MASY
• PERUBH SOSIAL : MIKRO, MAKRO
- PS TERENCANA & TDK TERENCANA
• FAKTOR PENYEBAB
INTERNAL : PENDUDUK, TEMUAN BARU, KONFLIK SOS
EKSTERNAL : FISIK/ALAM, PERANG, PENGARUH BUD LUAR
• FAKTOR PENDORONG
BUD LUAR, PENDIDIKAN, TOLERANSI, PELAPISAN TERBUKA, PENDUDUK HITEROGIN, KETIDAK PUASAN MASY, ORIENTASI MASA DEPAN, PERBAIKAN HIDUP
• FAKTOR PENGHAMBAT
TERTUTUP, PERKB IPTEK LAMBAT, SIKAP APATIS/TRAD, KEMAPANAN, HUB LUAR KECIL,
• MODERNISASI
• MODERNISASI : PENERAPAN IPTEK DLM SELURUH PROSES KEHIDUPAN MASYARAKAT
• SYARAT :
RASIONAL, EFISIENSI, TERORGANISASI, INOVATIF, DISIPLIN, SENTRALISTIK
• DAMPAK :
DISORGANISASI SOS, KESENJANGAN BUD & DISINTEGRASI SOS
• GLOBALISASI
• GLOBALISASI : PERUBH SOS MAKRO DI MANA INDIV, MASY BERHUB TIMBAL BALIK, SALING MEMBUTUHKAN DNG MASY DI NEG2 LAIN; PASAR BEBAS, NEG TANPA BATAS
• DAMPAK :
GEGAR BUD, KESENJANGAN BUD, MEMPERKAYA UNSUR KEBUD INDON
• TANTANGAN :
JATI DIRI INDIV, MASY & BANGSA, PENGHAYATAN PS LEMAH, BHS INDON, LEGITIMASI AGAMA, DEKADENSI MORAL, PERUBH PERILAKU
SUMBER: TOT GR PEMANDU
• STRUKTUR SOSIAL
• KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
• MOBILITAS SOSIAL
• MASYARAKAT MULTIKULTURAL
• KELOMPOK SOSIAL DALAM MASY MULTIKULTURAL INDONESIA
• PERUBAHAN SOSIAL
1. STRUKTUR SOSIAL
• UNSUR PEMBENTUK :
STATUS, PERANAN, TINGKAH LAKU, INTERAKSI & HUBUNGAN SOSIAL INDIV STRUKTUR SOS
• BENTUK : MASY, KLP, LEMBAGA
C. DIFERENSIASI SOSIAL :
VERTIKAL, HORISONTAL
• BENTUK : TRADISIONAL & MODERN, RAS & ETNIS, AGAMA & KEPERCAYAAN, JENDER, PROFESI, KLAN, SUKU BANGSA
• STRATIFIKASI SOSIAL : PERBEDAAN STATUS/PERAN MENURUT KELAS/STRATA
LANJUTAN …
• JENIS : ALAMI, USAHA
• FAKTOR : KEKAYAAN, KEKUASAAN, KEHORMATAN, PENDIDIKAN
• SIFAT : TERBUKA, TERTUTUP
• BENTUK : SISTEM KASTA, KELAS SOSIAL, FEODAL, APARTHEID
• FUNGSI : RANGSANGAN, PEMBAGIAN KERJA, KESEMPATAN & GAYA HIDUP
• BIDANG : EKONOMI, STATUS SOSIAL, POLITIK
PENGARUH DIFERENSIASI & STRATIFIKASI PADA MASY
• KESEHATAN : TIDAK LANGSUNG
• PENDIDIKAN : LANGSUNG
• HARAPAN HIDUP : TIDAK LANGSUNG
• KEADILAN SOSIAL : LANGSUNG/TIDAK LANGSUNG
2. KONFLIK & INTEGRASI SOSIAL
A. KONFLIK : saling memukul, 2 Org /klp berusaha saling menyingkirkan dan membuatnya tdk berdaya
• Konflik social : tdk ada masy tanpa konflik
• FAKTOR : INDIV, KEBUD, KEPENTINGAN, PERUBH SOS
• KONDISI KONFLIK : ORANG TUA, SUAMI/ISTERI, ANAK, KERABAT, DI SEKOLAH, PEKERJAAN, POLITIK, AGAMA, ETNIK, KLP SOSIAL, PRIBADI, DNG ORANG LAIN, DLL.
• DAMPAK
• Menguatkan solidaritas anggota klp (ingroup)
2. Menimbulkan keretakan hub antar klp
3. Menimbulkan perubh sikap, perasaan thd sesuatu: dendam, benci, curiga, dll.
4. Kerusakan fisik, harta benda, hilangnya nyawa
5. Dominasi, penaklukan satu klp atas klp lain
6. Konflik menghasilkan konflik; krn yang dicapai pihak satu tidak diakui/diterima pihak lain
KONFLIK & KEKERASAN
• KEKERASAN : KONFLIK TERBUKA, MANIFES,TDK TERKENDALI
• DOMINASI SUMBERDAYA (LANGKA)
• PENGENDALIAN :
KONSILIASI, MEDIASI, ARBITRASI
• WIN-WIN SOLUTION :
KONSILIASI, DIALOG, MUSYAWARAH-MUFAKAT, SEPAKATI ATURAN BERSAMA, SALING MENGHORMATI & MENGHARGAI
3. MOBILITAS SOSIAL
A. MOB SOSIAL : PERPINDAHAN/PERGESERAN STATUS & PERANAN INDIV, KLP MENURUT LAPISAN SOSIAL (NAIK-TURUN)
• JENIS :
VERTIKAL, HORISONTAL, LATERAL (GEOGRAFIS)
• RUANG LINGKUP :
- INTRAGENERASI (STAF, KASI, MANAJER),
- ANTAR GENERASI (KAKEK, AYAH, ANAK)
• FAKTOR-FAKTOR :
• PENDORONG :
STATUS SOSIAL,KEADAAN SOSIAL EKONOMI, POLITIK, PENDUDUK
• PENARIK :
LAP KERJA, TANTANGAN, FASILITAS, KEMUDAHAN, HUBUNGAN SOSIAL, DLL
• PENGHAMBAT :
PERBEDAAN RAS & AGAMA, KELAS, IKATAN SOSIAL/BUD,MISKIN, JENDER
• SALURAN MS VERTIKAL :
TNI/POLRI, AGAMA, PENDIDIKAN, ORGN SOSEK
• DAMPAK MS
• KEMAJUAN
• PERUBAHAN SOSIAL
• KECEMASAN & KETEGANGAN
• KERETAKAN KLP PRIMER
• KONFLIK :
ANTAR INDIV, KELAS, KLP
4. MASY MULTIKULTURAL
• MASY MULTIKULTURAL
MASY MAJEMUK DNG :
KOMPOSISI SEIMBANG, MAYORITAS DOMINAN, MINORITAS DOMINAN, FRAGMENTASI
• SIFAT : SEGMENTASI KLP, KLP NON KOMPLEMENTER, KONSENSUS NILAI FUNDAMENTAL, KONFLIK SUB-BUDAYA, PAKSAAN & KETERGANTUNGAN SOSEK, DOMINASI POLITIK
• INDIKATOR : RAS, BAHASA, WIL GEOGRAFIS, AGAMA, BUDAYA
• MASY INDON MULTIKULTUR
• DIFF HORISONTAL & VERTIKAL
• HORISONTAL :
RAS, SUKU BANGSA, AGAMA, JENDER
• VERTIKAL :
SEJARAH, GEOGRAFIS
• PERMASALAHAN
KONFLIK : TINGKAT (IDEOLOGI, POLITIK); JENIS (RASIAL, SUKU, AGAMA)
INTEGRASI : BHS INDON, PERSATUAN &
KESATUAN, PANDANGAN HIDUP, GOTONG ROYONG, SENASIB, KAWIN
DISINTEGRASI : KETIDAKSEPAKATAN NILAI
REINTEGRASI : KESEPAKATAN/PEMAHAMAN KEMBALI
KLP-KLP SOSIAL DLM MASY MULTIKULTUR
• BERDASARKAN RAS
• BAHASA
• SUKU BANGSA
• PERBEDAAN AGAMA
• PERBEDAAN JENDER
• DAMPAK & KONSEKUENSI
• INTERSEKSI
• KONSOLIDASI
• AKULTURASI
• PRIMORDIALISME
• STEREOTIPE ETNIS
• SEKTARIAN (BERDASARKAN ALIRAN)
• PLURALISME & NASIONALISME
• SIKAP KRITIS, TOLERANSI & EMPATI THD HUB KEANEKARAGAMAN & PERUBH SOSIAL
• SIKAP KRITIS
KEANEKARAGAMAN : PENGHORMATAN
PERUBH SOS : SELEKTIF, PERBAIKAN
• TOLERANSI
KEANEKARAGAMAN : NILAI, PENGHARGAAN
PERUBH SOS : PENGUATAN & PENGEMBANGAN POTENSI
• EMPATI
KEANEKARAGAMAN : NILAI, PEMIKIRAN, PENDAPAT
PERUBH SOS : INOVASI YANG MENGUATKAN POTENSI
6. PERUBAHAN SOSIAL
• PS : PERUBH STRUKTUR & FUNGSI MASY
• PERUBH SOSIAL : MIKRO, MAKRO
- PS TERENCANA & TDK TERENCANA
• FAKTOR PENYEBAB
INTERNAL : PENDUDUK, TEMUAN BARU, KONFLIK SOS
EKSTERNAL : FISIK/ALAM, PERANG, PENGARUH BUD LUAR
• FAKTOR PENDORONG
BUD LUAR, PENDIDIKAN, TOLERANSI, PELAPISAN TERBUKA, PENDUDUK HITEROGIN, KETIDAK PUASAN MASY, ORIENTASI MASA DEPAN, PERBAIKAN HIDUP
• FAKTOR PENGHAMBAT
TERTUTUP, PERKB IPTEK LAMBAT, SIKAP APATIS/TRAD, KEMAPANAN, HUB LUAR KECIL,
• MODERNISASI
• MODERNISASI : PENERAPAN IPTEK DLM SELURUH PROSES KEHIDUPAN MASYARAKAT
• SYARAT :
RASIONAL, EFISIENSI, TERORGANISASI, INOVATIF, DISIPLIN, SENTRALISTIK
• DAMPAK :
DISORGANISASI SOS, KESENJANGAN BUD & DISINTEGRASI SOS
• GLOBALISASI
• GLOBALISASI : PERUBH SOS MAKRO DI MANA INDIV, MASY BERHUB TIMBAL BALIK, SALING MEMBUTUHKAN DNG MASY DI NEG2 LAIN; PASAR BEBAS, NEG TANPA BATAS
• DAMPAK :
GEGAR BUD, KESENJANGAN BUD, MEMPERKAYA UNSUR KEBUD INDON
• TANTANGAN :
JATI DIRI INDIV, MASY & BANGSA, PENGHAYATAN PS LEMAH, BHS INDON, LEGITIMASI AGAMA, DEKADENSI MORAL, PERUBH PERILAKU
SUMBER: TOT GR PEMANDU
Label:
MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI
Rabu, Juni 03, 2009
Hasil Seleksi Guru Pemandu SMA Jawa Tengah 2009
Kepada Bp dan Ibu guru yang berminat untuk mendownlod / mengetahui hasil seleksi guru pemandu SMA Jawa Tengah tahun 2009 dapat mengunjungi di lpmp.wordpress.com / atau dengan meng-klik pada bagian --lpmp.wordpress.com pada monggo bade ngelink.
Selasa, Juni 02, 2009
Langganan:
Postingan (Atom)