Senin, Mei 11, 2009
Buku Sekolah Elektronik
Alhamdulillah, pemerintah telah bersungguh-sungguh untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya dengan menerbitkan buku sekolah elektronik dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008.Penulis mengamati bahwa pada BSE belum semua standar kompetensi yang ada pada kurikulum sudah diakomodir dalam BSE. Dengan program ini diharapkan bahwa warga sekolah dapat memiliki buku panduan belajar yang sudar terstandar. Untuk mengakses buku ini cukup mudah yaitu dengan mengunjungi situs http://bse.depdiknas.go.id/, dengan cara mendaftar terlebih dahulu. Namun sayang masih banyak sekolah yang belum memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah ini secara cuma-cuma.Pihak sekolah lebih memilih cara praktis yaitu dengan bekerjasama dengan suatu percetakan dan memesan sejumlah buku panduan sekolah dan pihak sekolah akan diberikan bonus tertentu. Ini sangat disayangkan karena menurut hemat penulis buku yang dikeluarkan oleh BSE ini jelas lebih memiliki kualitas karena telah disahkan oleh Standar Nasional Pendidikan. Pola seperti ini perlu untuk diubah.
Penulis pernah mencoba mendownload buku dari BSE yaitu buku matematika untuk SD/MI kelas 2 penulisnya Purnomosidi dkk. Buku tersebut memiliki tebal 117 halaman. Rincian biayanya adalah biaya 1. print perlembar saat ini Rp.500,- X 117 = Rp.58.500,-.
2. jilid = Rp. 5.000,-.
Jadi perbuku ini biayanya adalah Rp.63.500,-
Memang, bila proses kepemilikan buku tersebut secara individual cukup mahal, namun hal tersebut bisa kita siasati dengan bekerjasama dengan suatu percetakan sehingga harga dapat ditekan serendah mungkin, misalnya menggunakan kertas buram yang berkualitas, gambar yang berwarna diganti dengan hitam putih, jilidnya disederhanakan dengan jilid yang terjangkau. Bila pihak sekolahan bersunggung-sungguh sebenarnya hal tersebut tidaklah sulit untuk dilakukan.
Dalam pidato Mendiknas pada Hardiknas 2 Mei 2009 juga disinggung bahwa pihak sekolah harus menyediakan buku-buku penunjang pendidikan yang dapat dimasukkan pada perpustakaan sekolah sehingga siswa dapat mempergunakannya sebagai acuan dalam belajar. Seiring dengan adanya buku elektronik ini telah sejalan dengan upaya pemerintah untuk melaksanakan pendidikan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Jangan sampai pendidikan tersendat karena harga buku kelewat mahal. Bila hal itu terjadi bahwa yang dapat mengenyam pendidikan nantinya adalah masyarakat kelas ber-uang, sedangkan kelas tidak ber-uang hanya akan menjadi penonton dalam perjalanan pendidikan di Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar