Senin, November 30, 2009

Teori Asosiasi Diferensial dalam Perilaku Menyimpang :

1. Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari.
2. Perilaku menyimpang dipelajari oleh seserang dalam interaksinya dengan orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens.
3. Bagian utama dari belajar perilaku menyimpang terjadi didalam kelompok-kelompok personal yang intim dan akrap.
4. Hal-hal yang dipelajari dalam proses terbentuknya perilaku menyimpang adalah a.teknis-teknis penyimpangan,b.petunjukj-petunjuk khusus tentang motif, dorongan, rasionalisasi dan sikap-sikap berperilaku menyimpang.
5. Petunjuk-petunjuk khusus tentang motif dandorongan untuk berperilaku menyimpang itu dipelajari dari definisi-definisi tentang norma-norma yang baik dan tidak baik
6. Seseorang menjadi menyimpang karena ia menganggap lebih menguntungkan untuki melanggar norma daripada tidak.Apabila seseorang beranggapan bahwa lebih baik daripada tidak karena tidak ada sanksi atau hukuman yang tegas atau orang lain membiarkan suatu tindakan yang dapat dikategorikan menyimpang, dan bahkan bila pelanggaran itu membawa keuntungan ekonomi, maka mudahlah orang melakukan penyimpangan.Sebaliknya seseorang tidak menyimpang karena orang itu beranggapan bahwa akan lebih menguntungkan jika tidak melakukan pelanggaran dan kemudian ia mendapat pujian, sanjungan dan dijanjikan mendapat pahala.
7. Terbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasi tergantung dari frefekuensi, durasi, prioritas dan intensitas.
8. Proses mempelajari penyimpangan perilaku melalui kelompok yang memiliki pola-pola menyimpang atau sebaliknya, melibatkan semua mekanisme yang berlaku di dalam proses belajar.
9. Meskipun perilaku menyimpang merupakan salah satu ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat yng umum, tetapi penyimpangan perilaku tersebut tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai umum tersebut.Karena perilaku yang tidak menyimpang juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai dan kebutuhan yang sama.

Sumber: JD Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, 2007, p.114

1 komentar: